Latest News

Saturday, 30 May 2020

KUASA ROH KUDUS, MEMAMPUKAN MENJADI PEWARTA KEBENARAN DAN KEBAIKAN BUKAN PEWARTA KEBOHONGAN DAN KEJAHATAN


Gambar: nssbethel.org

Makna Historis Perayaan Shavuot (Pentakosta)

Shavuot dikenal sebagai Hari Raya Tujuh Minggu atau Pentakosta adalah salah satu rangakaian hari raya yang ditetapkan Tuhan YHWH di Sinai untuk dirayakan bangsa Israel kuno setelah merayakan Pesakh, ha Matshah serta ha Bikurim (Im 23:15-23). Dalam konteks masa kini, Ini adalah hari rayaYahudi yang terjadi pada hari keenam bulan Ibrani Siwan


Shavuotmemiliki makna ganda yaitu perayaan pertanian dan kerohanian atau spiritual. Sebagai perayaan pertanian, Shavuot menandai panen gandum yang sangat penting di Tanah Israel (Kel 34:22), dan secara kerohanian Shavuotmemperingati hari ketika Tuhanmemberikan Torah kepada bangsa Israel yang berkumpul di Gunung Sinai � walaupun asosiasi itu tidak eksplisit dalam teks TaNaKh atau Kitab Perjanjian Lama antara pemberian Torah (Matan Torah) dan Shavuot.

Hari Raya Shavuotadalah salah satu dari Tiga Festival Ziarah (Shalosh Regalim) dalam TaNaKh. Kata Shavuot berarti "minggu-minggu" dan menandai penutupan dan akhirdari Penghitungan Omer (berkas gandum yang dihitung sejak Perayaan Buah Sulung).

Sebagaimana difirmankan, Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan (omer), harus ada genap tujuh minggu  sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada YHWH� (Im 23:15-16).

Jika Hari RayaPesakh (Paskah) sebagai peringatan dan penanda bahwa orang-orang Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir dan keluar menuju Tanah Perjanjian dengan menyeberangi Laut Teberau. Maka Perayaan Shavuot, Israel diberi Torah dan menjadi bangsa yang berkomitmen untuk melayani Tuhan YHWH.

Apa Yang Dilakukan Di Israel Saat Perayaan Shavuot (Pentakosta)?

Ada beberapa kebiasaan dan tradisi yang dilakukan Bangsa Israel modern yang saleh dan menganut Yudaisme, selama perayaan Shavuot al.,

Pertama, pembacaan Aqdamut yaitu membaca puisi liturgi yang memuji kebesaran Tuhan, Torah dan bangsa Israel yang dibacakan di depan umum di sinagoge tepat sebelum pembacaan pagi hari Taurat pada hari pertama Shavuot. Itu disusun oleh Rabi Meir dari Worms, yang putranya dibunuh selama Perang Salib Pertama pada tahun 1096. Rabi Meir dipaksa untuk mempertahankan Torah dan iman Yahudi-nya dalam sebuah debat dengan para imam lokal dan berhasil menyampaikan kepastian akan kekuatan Tuhan, cinta-Nya bagi orang-orang Yahudi, dan keunggulan Taurat. Setelah itu ia menulis Aqdamut, sebuah puisi 90-baris dalam bahasa Aram yang menekankan tema-tema ini.

Kedua, Menghidangkan dan memakan makanan mengandung susu seperti cheesecake, blintze keju, dan keju kreplach di kalangan orang Yahudi Ashkenazi; keju sambusak, kelsonnes (keju ravioli) dan atayef (pancake berisi keju) di antara orang Yahudi Suriah; Kahee (adonan yang dihaluskan dan bergula) di antara orang Yahudi Irak dan kue tujuh lapis yang disebut siete cielos (tujuh surga) di antara orang Yahudi Tunisia dan Maroko secara tradisional dikonsumsi pada perayaan Shavuot. Orang Yahudi Yaman tidak makan makanan susu di saat Shavuot.

Ketiga, Pembacaan Kitab Rut (Megillat Ruth) di Sinagoga. Alasan pembacaan Kitab Ruth saat Shavuot al., Raja Daud, keturunan Rut, lahir dan mati di saat Shavuot (Talmud Hagigah 2:3). Alasan berikutnya, Shavuot adalah waktu panen (Kel  23:16), dan peristiwa-peristiwa Kitab Rut terjadi pada waktu panen.

Keempat,berjaga sepanjang malam Shavuot untuk mempelajari Torah - yang dikenal sebagai Tiqun Leyl Shavuot . Tradisi ini bersumber dari literatur Talmudyang menceritakan bahwa malam sebelum Torahdiberikan, orang Israel berhenti bekerja agak awal untuk beristirahat dengan baik untuk hari penting berikutnya . Mereka ketiduran dan Musa harus membangunkan mereka karena Tuhan sudah menunggu di puncak gunung. Untuk memperbaiki kelemahan yang dirasakan dalam karakter nasional ini, banyak orang Yahudi yang religius terjaga sepanjang malam untuk mempelajari Torah.

Apa Relevansi Perayaan Shavuot Bagi Umat Kristiani?

Sebagaimana dikatakan dalam Kisah Rasul 2:1-4 sbb, �Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul  di satu tempat.Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;  dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya�

Tanpa pemahaman latar belakang sosio historis Yahudi dan Yudaisme Abad 1 Ms maka kita akan gagal memahami istilah Pentakosta yang diterjemahkan dari Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani seolah Pentakostaadalah hari raya yang berdiri sendiri sebagai hari yang diperingati sebagai Pencurahan Roh Kudus.

Apa yang dilaporkan dalam Kisah Rasul 2:1-4 sesungguhnya pada saat itu murid-murid Yesus (Yahshua/Yeshua) sedang merayakan Shavuot/Pentakosta yaitu turunnya Torah di Sinai. Namun, sebagaimana Yesus  memberikan makna baru terhadap Perayaan Pesakh dan ha Matsah(roti tidak beragi) bukan hanya perayaan pembebasan dari penderitaan Mesir melainkan merujuk pada penderitaan diri-Nya sebagai Mesias yang menggenai nubuatan para nabi untuk menebus umat Israel dari kutuk dosa yaitu maut, demikianlah di saat perayaan Torah di Sinai, Yesus menggenapi janji-Nya perihal turun-Nya Roh Kudus pada diri para murid-Nya dan menjadikan perayaan Shavuot/Pentakosta sebagai momentum untuk memberikan Roh Kudus kepada para murid-murid-Nya.

Roh Kudus inilah yang memampukan para murid melakukan tugas kesaksian dan pewartaan Injil karena Roh Kudus memberikan kepada para murid kuasa (Kis 1:8)

Kitab Kisah Rasul mencatat bagaimana murid-murid Yesus  berkembang menjadi kira-kira lima ribu (Kis 4:4) dan semakin banyak orang yang percaya dan menerima Yesus  (Kis 5:14-16). Bahkan setelah Paul mendapat tugas kerasulan melalui penampakkan Yesus  secara supranatural di Damsyik (Kis 9:1-9) maka pemberitaan Injil berhasil menjangkau wilayah Asia Kecil bahkan Romawi.

Kiranya Roh Kudus yang sama yang telah dicurahkan di Yerusalem terhadap para murid Yesus dan yang telah mengubah karakter serta memberdayakan mereka untuk menjadi pewarta Kabar Baik, turut pula memberdayakan diri kita masing-masing untuk mengalami perubahan karakter semakin menyerupai Mesias dan dipakai menjadi saksi-saksi-Nya mewartakan Kabar Baik baik secara lisan maupun perbuatan.

Di masa pandemi Covid-19 ini, bukan hanya penyebarluasan dan penularan virus bernama Covid-19 atau Corona saja yang berbahaya dan perlu diwaspadai melainkan penyebarluasan virus ideologi yang mengambil rupa dalam berbagai bentuk pemberitaan palsu (hoax) dan beredarnya teori-teori konspirasi yangmenimbulkan kebingungan dan berusaha mencari kambing hitam. Sebuah pemberitaan yang terkesan sebuah Kabar Baik namun sejatinya Kabar Buruk yang tidak memperbaiki keadaan. Sebaliknya menimbulkan ketidakpercayaan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga kesehatan.

Di tengah suasana kewaspadaan dan kekuatiran menyebarluasnya pandemi Covid-19,marilah kita murid-murid Yesus  Sang Mesias memberi diri diberdayakan oleh Roh Kudus yang diberikan dalam diri kita untuk menjadi pewarta Kabar Baik yang menimbulkan keyakinan, harapan, kegembiraan, semangat bagi sesama manusia yang saat ini kehilangan keyakinan, berputus asa, sedih dan cemas dengan adanya pandemi Covid-19 ini.


Thursday, 14 May 2020

BENARKAH NAMA BAPA ADALAH YESUS MENURUT YOHANES 17:12?


Beberapa hari lalu, seseorang memberikan komentar terkait salah satu artikel yang saya muat beberapa tahun silam dengan judul, �Apakah Nama Yahshua Tidak Ada Dalam Kitab Perjanjian Baru?� https://pijarpemikiran.blogspot.com/2011/10/apakah-nama-yahshua-tidak-ada-dalam.html


Sayangnya dalam komentar tersebut tidak memberikan tanggapan terperinci berkaitan dengan artikel yang dituliskan melainkan membuat pernyataan yang menegaskan pemahaman dan kesimpulannya yang dibangun di atas tafsir Yohanes 17:12 bahwa nama Bapa Surgawi adalah Yesus Kristus.

Benarkah kesimpulan yang menyatakan bahwa nama Bapa adalah Yesus sebagaimana teks Yohanes 17:12? Sebelum kita menganalisis teks bahasa sumber, ada sejumlah persoalan yang harus direnungkan. Jika nama Bapa Surgawi adalah Yesus sebagaimana seseorang menyimpulaknnya dari pembacaan teks Yohanes 17:12 maka konsekwensi logisnya �Yesus adalah Sang Bapa�.

Namun dalam keseluruhan Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus tidak pernah menyebutkan dirinya sebagai Bapa � tidak pernah sekalipun � melainkan menyebut diri-Nya sebagai Anak Tuhan (Yoh 14:28). Bahkan rasul-rasulpun menyebut Yesus adalah Mesias dan Anak Tuhan (Mat 16:16). Jangankah rasul-rasul, Satan saja tahu bahwa Yesus adalah Anak Tuhan (Mat 5:7). Jika demikian faktanya, bagaimana mungkin Anda membuat kesimpulan bahwa nama Bapa adalah Yesus sementara Yesus tidak pernah menyebut diri-Nya sebagai Bapa melainkan Anak?

Untuk memahami pernyataan Yesus dalam Yohanes 17:12 sebaiknya kita membaca terlebih dahulu pernyataan Yesus dalam Yohanes 17:6 yang berbunyi, "Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu". Kata ganti orang pertama �Aku� dan kata ganti orang ketiga �Engkau� tentu mengindikasikan perbedaan personalitas, sekalipun dalam konteks keilahian Sang Anak dan Sang Bapa sehakikat karena Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia (Yoh 1:14) dan Sang Firman yang menjadi manusia itu �bersama Tuhan� (Yoh 1:1), maka Sang Firman alias Sang Anak tentu saja sehakikat, sederajat. Namun ketika Sang Firman menjadi manusia (Yoh 1:14) dan disebut Anak Tuhan (Yoh 1:18), maka ada distingsi antara �Aku� (Anak) dan �Dia� (Bapa).

Jadi, menyamakan begitu saja adalah sebuah kekeliruan dalam penalaran dan logika teks. Kalaupun hendak menggunakan eks Yohanes 10:30 untuk menyamakan Yesus=Bapa tentu sebuah kekeliruan yang semakin fatal jika bukan kekacauan penalaran teologis. Istilah �Aku dan Bapa satu� bukan bermakna �Yesus adalah Bapa� melainkan �Anak dan Bapa satu kesatuan hakikat�, karena Pra Ada Yesus adalah Sang Firman Tuhan yang berdiam bersama Tuhan (Yoh 1:1) dan menjadi manusia (Yoh 1:14) serta disebut Anak Tuhan (Yoh 1:18). Dalam bahasa lain, Sang Firman itu �keluar dan datang dari Sang Bapa� (Yoh 8:42).

Mengenai Yohanes 17:12, kita akan membaca dalam teks Yunani sbb:

 ?te ?�?? �et a?t?? ??? ?t????? a?t??? ?? t? ???�at? s?? ? d?d???? �?? ?a? ?f??a?a ?a? ??de?? ?? a?t?? ?p??et? e? ? ? ???? t?? ?p??e?a? ??a ? ??af? p?????? (Wescot and Hort Greek New Testament)

�Ote emen met autoon ego eteroun autous en too onomati sou hoo dedookas moi kai epulaxa, kai oudeis ex autoon apooleto ei me ho huios tes apoleias ina he graphe pleroothe�

When I was with them in the world, I was keeping them in Thy name; those whom Thou hast given to me I did guard, and none of them was destroyed, except the son of the destruction, that the Writing may be fulfilled� (Young�s Literal Translation)

Perhatikan frasa Yunani, �en tto onomati sou� (dalam nama-Mu). Kalimat ini hanya ditulis satu kali namun terjemahan LAI menuliskannya dua kali dan menambahkan keterangan, �yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku�, sehingga menimbulkan kesan bahwa nama Bapa diberikan pada Yesus dan nama Bapa adalah Yesus.

Seharusnya, Yohanes 17:12 diterjemahkan sebagaimana Young�s Literal Translation menerjemahkan sbb:�Ketika Aku bersama mereka di dunia, Aku memelihara mereka  dalam nama-Mu; yaitu orang-orang yang telah Engkau berikan kepada-Ku untuk Aku pelihara dan tidak satupun dari mereka dibinasakan, kecuali anak kebinasaan, agar Kitab Suci digenapi�.

Dari penjelasan ringkas ini kita dapat memberikan kesmpulan bahwa nama Bapa Surgawi dan Tuhan Pencipta langit dan bumi bukanlah Yesus melainkan YHWH sebagaimana dituliskan dalam Kitab Keluaran 3:15, Yesaya 40:28, Yesaya 64:8 dll.

Untuk bahan pelajaran lebih lanjut, a dapat membaca beberapa artikel terkait di tautan berikut:

Siapakah Nama Bapa Surgawi dan Putra-Nya?
http://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2011/09/siapakah-nama-bapa-surgawi-dan-putra.html

Nama Mesias Dalam Lidah Bangsa-Bangsa
http://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2018/03/nama-mesias-dalam-lidah-bangsa-bangsa.html

Agunglah Rahasia Ibadah Kita: Dia Yang Menjadi Manusia
https://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2019/09/agunglah-rahasia-ibadah-kita-dia-yang.html

Siapa Yang Menjadi Manusia? Tuhan Atau Firman-Nya?
https://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2019/09/siapa-yang-menjadi-manusia-tuhan-atau.html

Makna Ungkapan �Akulah Dia�
https://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2019/09/makna-ungkapan-akulah-dia.html


Makna Kalimat �Barangsiapa Telah Melihat Aku Telah Melihat Bapa�
https://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2019/09/makna-kalimat-barangsiapa-telah-melihat.html

Apakah Yesus �Bapa Yang Kekal� (Avi Ad) Dlam Yesaya 9:5?
https://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2019/09/apakah-yesus-bapa-yang-kekal-avi-ad.html

Makna Perkataan Yesus, �Kamu Adalah Tuhan� Dalam Yohanes 10:34
https://artikel135.blogspot.com.blogspot.com/2019/09/makna-perkataan-yesus-kamu-adalah-tuhan.html

Friday, 8 May 2020

MULIAKANLAH TUHAN MELALUI PROFESI KITA


Pada Abad ke-11, Raja Henry III dari Bavaria muak dengan pengaturan menjadi Raja. Dia mengajukan sebagai pertapa di biara setempat, melalui Prior Richard. Raja memberi tahu Prior tentang perjuangannya dan pertempuran pribadinya. 


Prior berkata, "Rajaku, apakah kamu mengerti bahwa janji di sini adalah kepatuhan? Itu akan sulit bagimu karena kamu telah menjadi Raja" Raja Henry menjawab, �Ya, saya mengerti. Saya akan menjalani sisa hidup saya dengan taat kepada Anda seperti Mesias menuntun Anda�. �Kalau begitu aku akan memberitahumu apa yang harus dilakukan. Kembali ke tahtamu dan melayani dengan setia di tempat yang telah Tuhan tempatkan kepadamu�. 
Ketika Raja meninggal, ada tertulis tentang dia di pusaranya, �Raja telah belajar memerintah dengan taat�. Kekristenan tidak memanggil setiap orang untuk menjadi rohaniawan ataupun orang yang hanya bertekun di satu bidang yaitu kerohanian belaka namun mengabaikan tanggung jawab terhadap kehidupan dunia. 
Yesus Sang Mesias bersabda, �Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.  Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga� (Mat 5:14-16). 
Setiap orang Kristen � apapun profesinya, entahkah sebagai seorang rohaniwan, pejabat publik, pendidik, buruh dsj � mengemban amanat yang sama untuk menjadi Terang Dunia  (t? f?? t?? ??s�??  - tou phos to kosmou/ ???? ????????  - or ha 'olam ) di pekerjaannya masing-masing. 
Bahkan saat Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dan baptisan, kepada para prajurit dan pemungut cukai serta orang banyak yang bertobat, beliau tidak berkata, �Jadilah seperti aku!�. Sebaliknya, kepada pemungut cukai Yohanes berkata, �Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu� (Luk 3:13). 
Kepada seorang prajurit, Yohanes berkata, �Jangan merampas dan jangan memeras� (Luk 3:14). Artinya, jadilah Terang dan Garam di dunia melalui profesi kita masing-masing. 
Lakukan semua yang menjadi pekerjaan kita sebagai bentuk melayani Tuhan dan sesama serta menjauhkan diri dari perilaku berdosa melalui pekerjaan kita yaitu korupsi, memeras, menindas, mencuri dll. Seperti dikatakan dalam Kolose 3:23, �Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk YHWH  dan bukan untuk manusia�.

ENAM JAM PENDERITAAN SANG JURUSLAMAT


Dalam bukunya Dare To Believe, Dan Baumann membagikan beberapa pemikiran tentang penyaliban yang seharusnya memperdalam rasa syukur kita atas apa yang Juruselamat lakukan bagi kita. Dia menulis, �Abad ke-20 telah lupa betapa penyaliban yang kejam dan mengerikan itu sebenarnya. Kita mungkin secara tidak bijaksana dan kadang-kadang secara tidak sadar mengagungkan salib. Perhiasan dan menara disemati ornamen yang menarik tetapi tidak membawa kisah penyaliban yang sebenarnya. metode kematian publik yang paling menyakitkan di Abad Pertama. Seseorang diletakkan di atas kayu salib. Dipaku dan tidak diragukan lagi kayu didorong ke tangan dan kaki korbankemudian salib itu diangkat dan ditancapkan ke tanah, merobek daging orang yang disalibkan dan memeras tubuhnya dengan rasa sakit yang luar biasa. Sejarawan mengingatkan kita bahwa bahkan para prajurit pun tidak bisa terbiasa dengan pemandangan yang mengerikan itu, dan sering minum minuman keras untuk mematikan indra mereka�. 


Yesus menanggung kesedihan yang demikian selama 6 jam, hanya untuk kita agar kita dapat diampuni dari semua dosa kita! Bukankah seharusnya kita membalas semua yang telah dilakukan Sang Juruslamat dengan hidup sesuai ajaran dan perintah-Nya? 
Janganlah hendaknya berperilaku berkebalikan yaitu sebagai �seteru salib� sebagaimana dikatakan, �Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Mesias� (Fil 3:18). 
Dan jangan pula �menyalibkan Anak Tuhan yang kedua kalinya� sebagaimana dikatakan, �namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Tuhan bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum� (Ibr 16:6). 
Apa yang dimaksudkan hidup sebagai �seteru salib?� (t??? ?????? t?? sta???? t?? ???st?? - tous echtrous tou staurou tou Christou) Yaitu mereka yang hidupnya bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Yesus dan mengkhianati ajaran-ajaran Yesus dengan berbagai perbuatan berdosa dan tercela. Apa yang dimaksudkan dengan �menyalibkan Anak Tuhan kedua kalinya?� (??asta?????ta? ?a?t??? to? ??o? t?? ?e?? - anastaurountas heautois ton huion tou Theou) Yaitu mereka yang murtad dan berpaling dari kebenaran. 
Oleh karena itu, ketika kita berbuat kejahatan (korupsi, mencuri, merampok, berjudi, mabuk, zinah dll) setelah mengenal kebenaran, ingatlah enam jam penderitaan Yesus di kayu salib. Penderitaan ini bukan untuk diri-Nya melainkan untuk kita semua orang berdosa yang menerima-Nya sebagai Mesias dan Anak Tuhan.

HIDUP MENJADI SALURAN TUHAN


Pengkhotbah Inggris yang terkenal, yakni Charles H. Spurgeon (1834-1892) menuliskan sesuatu yang baik untuk diingat ketika kita hendak memulai suatu hari: �Jadikanlah pikiranmu sebagai mazmur, doamu sebagai dupa, dan nafasmu sebagai pujian�. 


Marilah kita telaah masing-masing ungkapan dari pengkhotbah ini. Jadikanlah pikiranmu sebagai mazmurSeratus lima puluh pasal dalam kitab Mazmur masing-masing mempunyai tema yang berbeda-beda. Tema-tema dalam kitab Mazmur itu di antaranya adalah tentang pujian, karakter Tuhan dan ungkapan ketergantungan kepada Tuhan. 
Sepanjang hari kita dapat menjadikan pikiran-pikiran kita sebagai mazmur dengan merenungkan kekudusan Tuhan, kelayakan-Nya untuk menerima pujian kita, dan betapa kita sangat membutuhkan-Nya. 
Jadikanlah doamu sebagai dupaDi dalam bait suci Yahudi, dupa dibakar terus-menerus sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan (Kel 30:7,8). Doa-doa yang kita naikkan bagaikan dupa harum bagi Tuhan (Mzm 141:2), yang membawa suatu aroma yang harum ke dalam hidung-Nya, yaitu pengagungan dan kebutuhan kita akan Dia. 
Jadikanlah napasmu sebagai pujianKitab Mazmur ditutup dengan perkataan, �Biarlah segala yang bernapas memuji YHWH. Halelu-Yah!� (Mzm 150:6). Berbicara tentang Tuhan dan mempersembahkan pujian bagi-Nya haruslah kita lakukan secara alami sebagaimana layaknya kita bernapas. Kata Ibrani untuk memuji adalah tehalel dari kata halel yang bisa diterjemahkan dengan �menyanyi�. 
Nyanyian pujian dalam Yudaisme dan Kristen adalah bagian dari ibadah. Oleh karena itu orang Kristen seharusnya menjadi orang yang gemar memuji dan menyanyi bagi Tuhan. Orang yang gemar memuji dan menyanyi menjauh dari kemurungan. 
Ungkapan Spurgeon mengajak kita untuk memanfaatkan sebaik mungkin waktu dan tindakan kita agar menjadi saluran kemuliaan Tuhan diwartakan. 

Apa yang terjadi jika pikiran kita dipenuhi ketidaksenonohan, kekuatiran, kecurigaan dan nafas kita diisi dengan ketamakan, kesombongan serta doa kita hanya dinaikkan saat mengalami persoalan dan beban berat? Itulah sebabnya dikatakan, �Hendaklah perkataan Mesias  diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Tuhan di dalam hatimu�(Kol 3:16).

HARUM SEMERBAK SEPERTI KEMENYAN


Jika kita mendengar kata �dupa� ( ????????  - qetoret) dan �kemenyan� ( ????????  - levonah), ingatan kita segera dihubungkan dengan aktivitas ocultisme atau perdukunan. Apalagi jika kita melihat tayangan film-film bertema horor di Indonesia, figur dukun selalu muncul dengan pakaian hitam atau keris serta dupa mengepul. 

Namun dupa dan kemenyan memiliki keutamaan sebagaimana disebutkan dalam Kitab Suci TaNaKh dan Perjanjian Baru. Keutamaan itu bukan hanya sekedar media penghrum ruangan namun bagian dari peribadatan. Kemenyan dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) diterjemahkan dari kata Ibrani Levonah dari kata dasar Lavan. Kata ini juga berhubungan dengan sebuah daerah yang bernama Lebanon. 
Kemenyan menjadi sumber kekayaan para pedagang yang menempuh jalan perdagangan kuno dari Arabia Selatan ke Gaza dan Damsyik (Yes 60:6). Kemenyan diperoleh dari getah berwarna putih/ kuning muda diperoleh dari menoreh kulit kayu. Rasanya pahit tetapi baunya harum. 
Kemenyan menjadi salah satu unsur ukupan yang kudus (Kel 30:34) dan dibakar pada saat korban sajian dipersembahkan (Imamat 6:15), kemenyan tulen dibubuhkan di atas setiap susunan roti sajian di Kemah Suci (Im 24:1-2). 
Kemenyan merupakan yang menyenangkan panca-indera (Kid 3:6; 4:6,14) juga merupakan lambang kegiatan ritual ibadah (Mal 1:11). Kemenyan yang dipersembahkan oleh orang Majus kepada Bayi Yesus (Mat 2:11) dipandang sebagai lambang keimaman-Nya. 
Dalam Kitab Perjanjian Baru (PB), kemenyan (??�a??? - libanon) emas ( ???so? - chruson) dan mur (s�???a?  - smurnan) pernah diberikan oleh orang Majus sebagai hadiah bagi bayi Yesus, �Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur� (Mat 2:11). 
Dari tamasya penggunaan kemenyan dalam Kitab TaNaKh/Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru kita melihat bahwa kemenyan adalah media yang menyimbolkan kekudusan, keharuman. 
Bahkan doa-doa orang kudus pun disimbolisasikan seperti kemenyan yang naik membubung ke sorga, �Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus� (Why 5:8). Dalam teks apokalipitik ini, "kemenyan" (??�?a�?t?? - thumiamaton) diartikan "doa orang-orang kudus" ( p??se??a? t?? ????? - proseuchai toon hagioon)
Marilah kita menjadi orang-orang Kristiani yang mengeluarkan keharuman ajaran Mesias sebagaimana wanginya dupa dan kemenyan.

Friday, 1 May 2020

MEMINYAKI ENGSEL YANG BERDERIT


Ada sebuah kisah tentang seorang pria tua eksentrik yang selalu membawa sekaleng minyak ke mana pun ia pergi. Jika melewati pintu yang berderit atau gerbang yang sulit digerakkan, ia mengoleskan minyak pada engselnya. Tindakannya meminyaki pintu itu mempermudah orang-orang yang lewat setelah dia. 


Hampir setiap hari kita menemukan orang yang hidupnya berderit keras karena masalah. Dalam situasi semacam ini, kita menghadapi dua pilihan: memperburuk masalah mereka dengan kebiasaan mengkritik, atau meminyaki kehidupan mereka dalam Roh Mesias. 

Sebagian orang yang kita jumpai menanggung beban yang tak tertahankan dan mendambakan "minyak" perkataan yang penuh simpati. Ada pula orang-orang yang merasa kalah dan ingin menyerah. 

Satu dorongan semangat saja dapat memulihkan pengharapan mereka. Namun, ada juga orang-orang jahat yang hatinya dikeraskan oleh dosa. Hati orang-orang semacam ini dapat dilunakkan oleh olesan minyak kebaikan secara teratur, sehingga mereka dapat menerima anugerah Mesias yang menyelamatkan. 

Saat kita menerima Mesias sebagai Juruselamat (Soterios) dan sang Tuan (Kurios), Roh Kudus berdiam di dalam kita dan memperlengkapi kita agar menjadi berkat bagi orang lain. Itulah sebabnya dikatakan perihal tugas seorang rohaniawan Kristiani, �Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Satan  yang telah mengikat mereka pada kehendaknya� (2 Tim 2:24-26). Frasa, �Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan� bagai sebuah tindakan �meminyaki engsel yang berderit�. 

Tidak mudah memang namun harus mengingat sabda Tuhan bahwa dibalik orang-orang yang keras hati dan bandel, �sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran...�

Marilah kita mengambil peran masing-masing � entahkah rohaniawan ataukah umat � untuk menjadi orang-orang yang �meminyaki engsel yang berderit� yaitu orang-orang bermasalah agar mereka berjumpa dengan Sang Juruslamat dan berubah dari kehidupan lama yang penuh dosa