Latest News

Wednesday, 9 January 2019

MAKNA KATA GANTI "EKEINOS" BAGI PARAKLETOS



Dalam beberapa buku polemik Islam dan Kristen, kerap muncul klaim bahwa Yesus telah menubuatkan kedatangan seorang nabi setelah dirinya dalam Yohanes 14:26. Salah satu asumsi yang dibangun adalah penggunaan kata ganti �Dia� yang berjenis kelamin laki-laki sebagai terjemahan teks Yunani e?e???? - Ekeinos


Sementara dari denominasi Kekristenan demi untuk mendukung konsep Tuhan Tiga Pribadi, kerap menjadikan dalil kata ganti Ekeinosuntuk menisbatkan Roh Kudus memiliki kepribadian. Kata ganti Ekeinos (masculine singular) yang bermakna �Dia� adalah konsekwensi sintaksis dari penggunaan kata Yunani Parakletos (masculine singular) yang bermakna �Penghibur, Penolong, Pengantara� dan bukan dikarenakan kata Yunani Pneuma(neutral) sebagaimana dapat terbaca dalam pernyataan berikut, Tetapi Penghibur(Parakletos), yaitu Roh Kudus, .... Dialah (ekeinos) yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu ...� (Yoh 14:26). 

Formasi yang sama dapat ditemui dalam Yohanes 15:26; 16:8,13,14. Daniel Wallace menjelaskan, "Penggunaan Ekeinos di sini (Yoh 14:26) sering dianggap oleh sarjana Perjanjian Baru sebagai penegasan kepribadian Roh. Pendekatan semacam itu didasarkan pada asumsi bahwa sebelum kata �Ekeinos� adalah �Pneuma�....namun ini keliru. Di semua bagian Injil Yohanes ini, kata �Pneuma�sangat bukan bentukkata benda maskulin. Jenis kelamin �Ekeinos� tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin secara natural dari kata �Pneuma�. Kata �Ekeinos� yang mendahuluidalam setiap kasus, merujuk pada �Parakletos� bukan �Pneuma�(Greek Grammar Beyond the Basics: An Exegetical Syntax of the New Testament1996: 331,332. 

Kemunculan Ekeinos yang mengharuskan diterjemahkan �He (Dia)� dikarenakan dihubungkan dengan �antecedent� (kata yang mendahului) yang berbentuk �noun singular masculine� yaitu Parakletos juga muncul saat kata Ekeinos dihubungkan dengan seseorang sbb, ...Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus (ekeinos): �Bukan�(Yoh 18:17). 

Namun kata Yunani �ekeinos� tidak selalu diterjemahkan �Dia� sebagaimana ayat berikut. �Dan pada hari itu (ekeine)kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku� (Yoh 16:23) dan, �Pada hari itu (ekeine) kamu akan berdoa dalam nama-Ku...� (Yoh 16:26). 

Jadi, e?e???? - Ekeinos(Dia) bukan menunjuk pribadi lain selain pa?a???t?? - Parakletos(Penghibur) yaitu Pneuma Hagios (Roh Kudus).

PERIHAL KATA IBRANI "MAKHMADIM"


Dalam salah satu publikasi terjemahan karya Prof. Abdul Ahmad Dawud dengan judul, Muhamad In The Bible: Bible Pun Mengakui Muhamad Sebagai Seorang Rasul diulas perihal kata Ibrani Makhmadim. Kidung Agung 5:16 berbunyi: �Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik (makhmadim). Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem�. 

Dari analisis teks terhadap kata Makhmad pada beberapa ayat ini, tidak ada indikasi bahwa pemunculan kata-kata tersebut di atas menunjuk pada seseorang atau karakteristik pekerjaan seorang nabi yang dinubuatkan.

Kata Makhmadim merupakan bentuk �noun common masculine plural absolute� dari kata Makhmadyang artinya �keinginan� atau �hasrat� atau �menarik hati�. Kata Makhmad muncul kembali di Yesaya 64:11 dalam bentuk �noun common masculine plural construct suffic 1st� yaitu Makhmadenu yang diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia dengan �indah�. Kata Makhmad muncul kembali di 2 Tawarikh 36:19 dalam bentuk �noun common masculine plural construct suffic 3rd person feminine singular� yaitu Makhmadeyha yang diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia dengan �indah-indah�. 

Kata Makhmad muncul kembali di Ratapan 1:7 dalam bentuk �noun common masculine plural construct suffic 3rd person feminine singular� yaitu Makhamudeyha yang diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia dengan �harta benda�. Jika kata Makhmad bermankan Muhamad, maka setiap kata Makhmad yang muncul selain dalam Kidung Agung 5:16 melainkan di Yesaya 64:10, 2 Tawarik 36:19 serta Ratapan 1:7 seharusnya diklaim juga sebagai nubuatan untuk Muhamad. 

Sementara dari analisis konteks ayat ini bukan sedang membicarakan aspek profetis (nubuatan) melainkan sedang menggambarkan Yerusalem sebagai kekasih penulis Kidung Agung (Shlomo). Perhatikan frasa, �Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem�. Istilah �putri-putri Yerusalem� digunakan bentuk benot Yerushalem. Kata benot merupakan bentuk �plural feminine� dari kata bat

Jika kata ini dipaksakan untuk Muhamad jelas tidak tepat. Muhamad lelaki sementara istilah benot menunjuk perempuan. Yerusalem dalam tradisi Yahudi digambarkan sebagai wanita atau kekasih, sehingga selalu disandingkan dengan kata �benot�. Kata Arab Ahmad artinya �Terpuji� dalam bahasa Ibrani Hodu(Mzm 140:14), Hallel (1 Taw 16:36).

Dari analisis teks kata Ibrani makhmadim dan konteks kata dalam kalimat, tidak menunjuk nama seseorang dan tidak sedang menubuatkan perihal seseorang selain menyifatkan keindahan belaka.

Tuesday, 1 January 2019

MENGHADAPI PENGGODAAN



Kisah Yesus digoda satan di padang gurun memberikan beberapa pelajaran penting bagi kita sbb: Pertama, Satan tahu titik kelemahan manusia yang beberapa diantaranya, harta dan kekuasaan serta kesombongan. Ketika Satan menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti (Luk 4:4), kita teringat kisah raja tamak bernama Midas yang menginginkan kemampuan agar semua yang disentuhnya dapat dijadikan emas yang akhirnya menyulitkan dirinya karena dia tidak bisa makan karena apa yang akan dimakannya telah berubah menjadi emas. 

Ketika Yesus dijanjikan kekuasaan atas seluruh bumi asalkan menyembah Satan (Luk 4:6), kita teringat bagaimana banyak pemimpin memperoleh kekuasaan dengan jalan mengorbankan kemanusiaan dan menyalahgunakan kekuasaannya demi kepentingan dirinya sebagaimana nampak dalam perilaku demagog semacam Nero dan Hitler. 

Ketika Satan menggoda Yesus untuk menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Suci karena malaikat YHWH (Yahweh) akan menolong (Luk 4:9-10), kita diingatkan betapa kita kerap menyombongkan diri dengan dalih iman kepada sabda Tuhan sehingga kita kerap melakukan tindakan yang dengan tidak kita sadari kita telah menggoda Tuhan (ketika sakit parah tidak berobat, ketika saatnya ujian tidak belajar, ketika kesusahan tidak mau menerima pertolongan orang dll). 

KeduaYesus mengajar kita untuk menghadapi semua penggodaan dalam hidup dengan dasar Firman Tuhan. Yesus selalu menjawab semua godaan dengan berkata: �Ada tertulis� (Gegraptai, Yun/hen Katuv, Ibr). Firman Tuhan adalah pedang roh, sebagaimana dikatakan, "dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh yaitu firman Tuhan" (Ef 6:17). Maka ketika pikiran-pikiran jahat atau nasihat-nasihat kotor mulai menggoda kita untuk melakukan jalan pintas dalam memperoleh kesuksesan atau saat kita terhimpit dalam kesulitan, kita harus menepis semuanya dan mencari petunjuk Tuhan dalam Firman-Nya agar terbuka jalan lurus untuk semua persoalan yang kita hadapi. 

Ketika kita mampu melewati semua ujian dan godaan, ingatlah bahwa itu bukan kondisi akhir karena Satan akan terus mencari celah dan kesempatan untuk menjatuhkan kita pada saat yang tepat sebagaimana dikatakan, "Sesudah Iblis (Satan) mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik" (Luk 4:13).  Frasa Yunani a??? ?a???? (achri kairou) diterjemahkan oleh King James Version (KJV) "for a season" dan oleh Young's Literal Translation (YLT), "till a convenient season". Kata "waktu", dalam bahasa Yunani dibedakan antara chronos dan kairos. Waktu dalam terminologi bahasa Yunani dikenal sebagai ?????? (kronos) dan ?a???? (kairos). Kata ?????? (kronos) berarti waktu berjalan seperti  jam ke jam, hari ke hari, minggu, bulan  hingga tahun ke tahun. Dari sinilah muncul istilah kronologis.  Sementara ?a???? (kairos) lebih bersifat  kualitas pada peristiwa yang ada. Hal-hal yang bernilai pada peristiwa, kronos, itulah kairos. Sederhananya, kairos ada dalam kronos, namun kronos bisa saja tanpa kairos. Peristiwa bermutu ada dalam waktu, tapi tidak tiap waktu yang ada bermutu. Dalam bahasa Inggris, kairos diterjemahkan juga dengan opportune momen (moment yang tepat). 

Nah, Satan selalu menunggu momentum yang tepat (kairos) di dalam perjalanan waktu (kronos), agar kita terjatuh dan mengikuti hasutannya. Bukankah Satan tidak pernah lelah berkeliling mencari kesempatan untuk menerkam mangsanya bagai singa? Oleh karenanya, waspadalah! (1 Ptr 5:18)