Latest News

Thursday, 14 November 2019

MATI SEBELUM MATI


Darimanakah asal muasal kematian? Dalam perspektif Kristiani, kematian (lebih tepatnya asal usul kematian yang melekati kehidupan manusia) bukan sekedar takdir namun akibat dari sebuah sebab. Ketika manusia pertama (Adam dan Hawa) diciptakan, Tuhan tidak menjadikan kematian sebagai bagian dari takdirnya. 

Ketika manusia pertama telah menerima mandat untuk mengelola bumi, Tuhan memberikan satu larangan yang apabila dilanggar akan menimbulkan kematian (Kej 3:16-17). Berdasarkan pemahaman di atas, kita mendapatkan pengetahuan bahwa kematian adalah akibat dosa dan pelanggaran manusia. Benih maut itu diturunkan dari Adam dan Hawa sampai kepada kita (Rm 6:23). 

Berbicara mengenai kematian, Kitab Suci memberikan keterangan bahwa ada dua fase kematian. Kematian pertama adalah terpisahnya roh/nyawa dari tubuh dan kematian kedua adalah penghukuman di neraka sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 21:8 sbb, �Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." 

Jika ada kematian pertama dan kematian kedua, lalu apa yang dimaksudkan dengan �mati sebelum mengalami kematian?� Wahyu 3:1 mengatakan sbb, "..Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!� Wahyu 3:1 menggambarkan jemaat di Sardis yang dikategorikan �mati sebelum mati�. Mereka adalah orang-orang yang mati imannya, mati perbuatan baiknya, mati pengharapannya, mati hasrat dan kerinduannya pada Tuhan, mati persekutuannya, mati ibadahnya. Banyak orang yang mengaku Kristen secara formal namun dikategorikan �mati sebelum mengalami kematian�. 

Sebelum kematian fisik mendatangi dan kematian kedua menghabisi masa depan seseorang, bertobat adalah jalan kembali menuju kehidupan sejati (Why 3:2-3). Bertobat dalam bahasa Ibrani adalah shuv yang artinya �berbalik arah�. Berbalik arah dari jalan yang salah menuju jalan yang benar. 

Berbalik arah dari pemikiran yang jahat menjadi pemikiran yang baik (metanoia, Yun). Berbalik arah dari perilaku yang jahat menjadi perilaku yang baik (epistrophe, Yun). Di mana kehidupan yang Anda jalani saat ini? Hidup dalam kehidupan atau mati sebelum kematian?

KEMATIAN YESUS DI KAYU SALIB MEMBATALKAN TORAH?



...sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,��, demikianlah penggalan kalimat dalam Efesus 2:15 terjemahan LAI. Konsekwensi logis teks terjemahan tersebut bahwasanya kematian Yesus di kayu salib bermakna Torah tidak memiliki relevansi dalam kehidupan umat Kristiani. 

Benarkah? Jika benar terjemahan diatas, mengapa pada banyak ayat lain, Rasul Paul mengatakan bahwa dirinya tidak membatalkan Torah (Rm 3:31) dan menegaskan bahwa Torah bukan dosa (Rm 7:7). Bahkan dengan tegas Rasul Paul mengatakan bahwa Torah adalah kudus (Rm 7:12). 

Bagaimana mungkin disatu pihak Rasul Paulus mengatakan bahwa Torah tidak dibatalkan, kudus dan baik namun dipihak lain berkata Torah dibatalkan? Bagaimana mungkin Rasul Paulus

Konteks Efesus 2:15 bukan berbicara perihal pembatalan Torah.. Untuk mengetahui �apa yang dibatalkan� atau �apa yang dirobohkan�, kita akan menelusuri ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya dari Efesus 2:15. Surat ini secara khusus ditujukan pada orang kudus yang tinggal di Efesus (Ef 1:1). Agaknya merupakan campuran Yahudi dan non Yahudi. Ini tersirat dari kata-kata, �kamu bukan Yahudi secara daging� (Ef 2:11), �orang-orang tidak bersunat� (Ef 2:11), �tidak termasuk kewargaan Israel� (Ef 2:12), �tanpa ketetapan� (Ef 2:12), �tanpa pengharapan dan tanpa Tuhan didalam dunia� (Ef 2:12). 

Kondisi yang digambarkan oleh Rasul Paulus diatas telah berubah setelah mereka menerima Sang Mesias sebagaimana dijelaskan, �Tetapi sekarang didalam Mesias kamu yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Sang Mashiah�(Ef 2:13). Hasil penerimaan Yesus Sang Mesias menurut Paul adalah �dipersatukan� (Ef 2:14, �diperdamaikan� (Ef 2:16), �persatuan kedua belah pihak, yaitu Yahudi dan non Yahudi didalam Yesus� (Ef 2:18-21), untuk dipakai �menjadi Bait Tuhan� (Ef 2:22). 

Konteks keseluruhan perikop sebenarnya berbicara perihal robohnya tirai pemisah (mkhitsah) antara Yahudi dan non Yahudi yang disebabkan secara tidak langsung oleh Torah. Yang merobohkan adalah kematian Yesus di kayu salib. Itulah sebabnya DR. David Stern menerjemahkan Efesus 2:15 dalam bahasa Inggris, DR. David Stern menerjemahkan sbb: �The Messiah has broken down the m�chitzah which divided us , by destroying in his own body the enmity occasioned by the Torah, with its command set forth in the form of ordinances� (Jewish News Testament, 1989).

MEMIKUL KUK DAN KEDEWASAAN ROHANI



Saat pertama kali meninggalkan Bandung untuk studi Teologi di Yogyakarta. Banyak pengalaman baru yanag tidak didapat di kota sebelumnya. Salah satunya adalah saat tinggal di kost. 

Selama tinggal di Bandung, terbiasa menggunakan air PAM yang tidak harus menggunakan tenaga untuk mendapatkanya alias tidak harus menimba. Walaupun bukan sama sekali tidak pernah mendapatkan pengalaman menimba di Bandung namun sejak  kost dan studi di Yogyakarta, kegiatan menimba air untuk mengisi bak mandi menjadi kegiatan rutin harian. 

Kegiatan tersebut secara tidak langsung membentuk otot-otot di tangan menjadi lebih lebar dan besar, sekalipun tidak terlihat kekar. Setidaknya, tubuh yang kurus dan tangan yang lurus agak terlihat berisi. Jika tidak studi dan kost di Yogyakarta, mungkin tangan saya akan tetap kurus dan lurus tidak berisi. Situasi hidup yang baru dan tekanan yang datang sesungguhnya menjadikan bukan hanya tubuh melainkan pikiran beradaptasi dan berkembang. 

Orang yang tidak pernah berani menghadapi sejumlah risiko dan selalu menghindari lingkungan baru yang penuh tantangan, akan sulit berkembang wawasan dan pengalamannya. Kehidupannya hanya stagnan. Semakin banyak kita menghadapi tekanan, kesulitan, pengalaman baru, tantangan, otak kita menjadi berkembang mencari solusi. 

Tubuh kita beradaptasi untuk mengikuti ritme kehidupan yang fluktuatif. Seperti dikatakan Firman Tuhan, �Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya. Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau Yahweh membebankannya. Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan. Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan� (Rat 3:27-30). 

Istilah �memikul kuk� (yisha �ol, Ibr) merujuk pada situasi kehidupan yang penuh tantangan dan risiko yang harus diterima dengan lapang dada dan sikap terbuka. Dibalik setiap tantangan dan risiko yang dihadapi, selalu terbuka sebuah peluang dan kesempatan serta kemungkinan baru yang lebih baik. 

Karena, sebagaimana dikatakan Firman Tuhan, �Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya� (Rat 3:31-32). Frasa, �Dia mendatangkan susah� (hogah, Ibr) berdampingan dengan frasa �Dia juga menyayangi� (rikham, Ibr). Artinya, Tuhan mengijinkan semua hal yang menekan terjadi untuk kebaikkan dan kedewasaan rohani.