Latest News

Friday, 25 October 2019

ADA "CHOICE' DI ANTARA "BIRTH" DAN "DEATH"


Tidak seberapa jauh dari lingkungan saya tinggal, ada seorang lelaki tua yang akhir-akhir ini memiliki kebiasaan aneh yaitu berjalan dengan menggunakankan kedua tangannya selain kedua kakinya. Seperti seorang yang berjalan ngesot. Dia menggunakan kaos tangan di kedua tangannya. 

Sepengetahuan saya kebiasaan tersebut belum terlalu lama dijalaninya karena saya sempat melihatnya berjalan biasa dan membersihkan rumah seseorang dan tinggal di luar rumah orang tersebut. 

Orang tua ini sebenarnya memiliki anak istri yang sekalipun tidak mapan secara ekonomi namun bisa memenuhi kebutuhannya. Anak dan istrinya tinggal di lain kota. Namun orang tua ini lebih senang menjalani kebiasaan barunya yang aneh ini tinimbang mengikuti anak dan istri serta dicukupi kebutuhannya. 

Dari kisah ini sesungguhnya kita dapat melihat bahwa gaya hidup apapun yang kita jalani sesungguhnya adalah hasil pilihan dan keputusan yang kita buat. Kita memilih untuk menjadi orang baik atau orang jahat. Kita memilih untuk menjadi orang yang berpikiran terbuka atau berpikiran tertutup. Kita memilih untuk menjadi orang yang rajin atau orang yang malas. 

Kita memilih menjadi orang yang optimis ataupun pesimis dst. Semua orang tahu dan memahami bahwa hidup adalah pilihan. Jika kehidupan diibaratkan sebuah huruf dalam bahasa Inggris, maka hidup akan berawal dari huruf B (birth/lahir) dan D (death/meninggal). 

Namun di antara kedua huruf B dan D, ada huruf C (choice/pilihan). Hidup senantiasa menawarkan pilihan, entah itu suatu hal yang menyakitkan ataupun membahagiakan dan semuanya bukan tanpa konsekuensi. 

Setiap pilihan membawa sejumlah konsekwesni dan risiko. Ada orang-orang yang takut dengan risiko sementara dibalik risiko menanti sejumlah kebaikan dan kelimpahan. Tuhan YHWH telah bersabda agar umat-Nya memilih kehidupan, �Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,dengan mengasihi YHWH Tuhanmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu  dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan YHWH dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka"(Ul 30:19-20). 

Agar mendapatkan kehidupan, �carilah Yahweh� atau membaca dan melakukan perintah-perintah-Nya (Am 5:6)

Thursday, 17 October 2019

ILMU KEGAGALAN DAN PANTANG MENYERAH


Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. 


Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. 

Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. 

Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. 

Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tape-nya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama Shippaigaku(ilmu kegagalan). 

Berbicara perihal kegagalan, kita teringat pada Thomas Alva Edison. Bahkan Dalam salah satu biografinya disebutkan bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan lampu listrik. Sungguh keuletan yang luar biasa. 

Kalau saja Edison frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalami 999 kegagalan, tidak terbayangkan apa bentuk penerangan sekarang. Kegagalan bukan kekalahan. 

Kegagalan adalah sebuah ilmu dan pelajaran untuk memperoleh keberhasilan. Keberhasilan adalah tangga puncak dan akumulasi dari kegagalan. Menyerah pada kegagalan maka memperkecil kekuatan untuk memperoleh keberhasilan sebagaimana disabdakan, �Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu (Ams 24:10)

Sunday, 13 October 2019

YESUS SEBAGAI - HO LAMPROS HO PROINOS - (BINTANG TIMUR)


Dari sekian banyak gelar-gelar yang dimiliki oleh Yesus adalah �Bintang Timur� sebagaimana dikatakan, �Aku, Yesus telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang�. 


Sebutan �Bintang Timur� dideretkan dengan �Tunas� dan �Keturunan Daud�. Maka istilah �Bintang Timur� ini harus diartikan sebagai bagian dari julukan yang menegaskan kemesiasan dari keturunan Daud. Mengapa Yesus mengatakan diri-Nya sebagai �Bintang Timur� (ho lampros ho proinos, Yun/kokav noga ha shakhar, Ibr)? Ini tentu berkaitan dengan penanda kelahiran yang terbaca oleh orang-orang Majus saat mencari bayi Yesus

Orang-orang Majus dituntun oleh sebuah bintang di sebelah Timur sebagaimana di katakan, �Kami telah melihat bintang-Nya di Timur� (Mat 2:1). Kehadiran �bintang� di �timur� bukan hanya menunjukkan di mana bayi yang akan menjadi tokoh profetik tersebut berada melainkan menjadi penanda peran profetiknya di kemudian hari sebagai pembawa cahaya/terang bagi bangsa-bangsa yang berada dalam kegelapan untuk menerima terang. Itulah sebabnya di kemudian hari Yesus bersabda, �Akulah terang dunia barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup� (Yoh 8:12). 

Menariknya, gelar dan julukan �Bintang Timur� ini mirip dengan julukan yang biasanya dinisbatkan kepada malaikat yang jatuh yang kemudian ditafsirkan dengan Satan dan disebut Lucifer (Yes 14:12). Kata yang diterjemahkan �Bintang Timur� atau �Morning Star� atau �Lucifer� dalam teks Yesaya 14:12 bahasa Ibrani adalah Heylel dan diterjemahkan dalam Septuaginta(TaNaKh berbahasa Yunani) sebagai Heosphoros

Terjemahan Lucifer muncul pertama kali dalam versi Vulgata berbahasa Latin untuk Yesaya 14:12 sbb, �Quomodo cecidisti de caelo Lucifer qui mane oriebaris corruisti in terram qui vulnerabas gentes�. Sekalipun dengan redaksional yang berbeda antara Heylel/Heosphoros/Lucifer(Yes 14:12) dan ho lampros ho proinos/kokav noga ha shakhar (Why 20:16) namun keduanya memang merujuk sebuah cahaya bintang di pagi hari yaitu planet Venus. 

Kesamaan obyek yang dijadikan simbolisasi peran bukan bermakna Yesus adalah sama dengan malaikat yang jatuh. Sebaliknya menunjukkan peran Yesus sebagai pembawa cahaya bagi semesta dan melenyapkan kegelapan dunia yang di kuasai dosa.



BENARKAH LUCIFER NAMA IBLIS?


Kita lazim mendengar dan menyebut nama Lucifer dan menghubungkannya dengan nama Satan. Di kalangan denominasi gereja tertentu kerap dihubungkan saat terjadi aktifitas exorcisme atau pengusiran Satan. Bermula dari teks Yesaya 14:12, �Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!�. 

Kata Luciferpertama kali muncul di terjemahan Kitab Suci seperti King James Version/ Douay Rheims/ Darby. Dalam King James Version disebutkan, �How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!�. Tapi dalam terjemahan New International Version nama Lucifer tidak muncul, �How you have fallen from heaven, O morning star, son of the dawn! You have been cast down to the earth, you who once laid low the nations!�. 

Kata yang diterjemahkan �Bintang Timur� atau �Morning Star� atau �Lucifer� dalam bahasa Ibrani adalah Heylel dan diterjemahkan dalam Septuaginta berbahasa Yunani sebagai Heosphoros. Terjemahan Lucifer muncul pertama kali dalam versi Vulgata berbahasa Latin, �Quomodo cecidisti de caelo Lucifer qui mane oriebaris corruisti in terram qui vulnerabas gentes�. 

Kata Lucifer muncul kembali dalam Ayub 38:32, numquid producis luciferum in tempore suo et vesperum super filios terrae consurgere facis�. Bahkan dalam Kitab Perjanjian Baru yaitu 2 Petrus 1:19 muncul kembali sbb, et habemus firmiorem propheticum sermonem cui bene facitis adtendentes quasi lucernae lucenti in caliginoso loco donec dies inlucescat et lucifer oriatur in cordibus vestris�. 

Kitab TaNaKh atau Perjanjian Lama hanya memberikan kesaksian mengenai asal usul Shatan yaitu Malaikat yang jatuh (Yesh 14:12). Teks Ibrani menyebutkan Heylel ben Shakhar yang artinya �Yang Bercahaya, Putra Fajar�. Kata Heylel bermakna �Yang Bercahaya�. Oleh Kitab Vulgata terjemahan Yerome, diterjemahkan Lucifer. 

Dari kata ini dikenal sebutan Lucifer, namun Lucifer bukanlah nama malaikat yang jatuh sebagaimana berkembang dalam teologi Kristen tertentu. Malaikat ini memberontak pada Tuhan Yahweh. Alasan pemberontakan karena ingin menyamai Tuhan Yang Maha Tinggi (Yekhz 28:17, Yesh 14:12, Luk 10:18). 

Dalam Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani, kata Shatan diterjemahkan Diabolosdan Satanas (Why 12:9; 20:2).

PONDOK DAUN (SUKOT) DAN PERAYAAN PENGHARAPAN TERHADAP LANGIT BARU DAN BUMI YANG BARU


Makna Istilah Sukkot

Istilah Ibrani Sukkot merupakan bentuk jamak dari kata Sukkah. Kata Ibrani Sukkah bermakna �pondok dari kayu� atau �kemah dari kayu dan dan daun serta ranting pohon sebagai atapnya�
Makna Perayaan Sukkot

Istilah Sukot berhubungan dengan sebuah hari raya yang ditetapkan oleh Tuhan YHWH agar diperingati oleh bangsa Israel sebagai perayaan puncak dari ketujuh hari raya yaitu Pesakh, ha Matsah(roti tidak beragi), Bikurim (buah sulung) atau Sfirat ha Omer(penghitungan omer), Shavuot (pentakosta), Rosh ha Shanah (tahun baru Ibrani), Yom Kippur (pendamaian) dan terakhir Sukkot (pondok daun).

Ketujuh hari raya tersebut jatuh pada musim semi dan musim gugur. Perayaan yang jatuh pada musim semi adalah, Pesakh, ha Matsah, Bikurim, Sfirat ha Omer, Shavuot. Sementara perayaan yang jatuh pada musim gugur adalah Rosh ha Shanah/Yom Truah, Yom Kippur, Sukkot.

Ketujuh hari raya tersebut merupakan sebuah peringatan terhadap tindakkan Tuhan YHWH terhadap umatnya, mulai dari pembebasan dari tanah perbudakan yaitu Mesir dengan meluputkan dari tulah maut (Pesakh) dan perjalanan menuju Laut Teberau yang terbelah (ha Matsah) serta peghitungan bulir gandum (omer) selama lima puluh hari (Bikurim/Sfirat ha Omer) sampai jatuhnya hari kelimapuluh yang dirayakan sebagai turunnya Torah di Sinai (Shavuot). Demikian pula penanda pergantian tahun baru (Rosh ha Shanah) yang ditandai peniupan shofar dan perayaan pengakuan dosa tahunan (Yom Kippur).

Sukot atau Pondok Daun adalah sebuah peringatan dan perayaan penyertaan Tuhan YHWH selama mereka telah dibawa keluar dari tanah Mesir dan berada di padang gurun selama 40 tahun lamanya. Bangsa Israel pernah melintasi padang gurun dan terhindar dari panas melalui Tiang Awan dan terhindar dari kegelapan melalui Tiang Api. Bangsa Israel pernah berada di padang gurun dan membangun kemah-kemah sebagai tempat kediaman.

Itulah sebabnya Tuhan menetapkan sebuah perintah perayaan sbb: �Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya (khag YHWH shiv�at yamim); pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh� (Im 23:39).

Karakteristik Perayaan Sukkot

Apa yang menjadi ciri dan karakteristik Perayaan Sukot (Pondok Daun)? Imamat 23:40 menjelaskan sbb:

�Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan YHWH Tuhanmu, tujuh hari lamanya�.

Demikian pula dalam Imamat 23:42-43 sbb:

�Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya (be sukkot teshuv shiv�at yamim), setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah YHWH Tuhanmu�.

Dari teks di atas, karakteristik Sukkot adalah adanya buah-buahan (pri et khadar), pelepah pohon korma (kafot temarim), ranting pohon rimbun dan dari pohon gandarusa (anaf ets avot we arbey nakhal). Dan yang tidak kurang penting adalah, kesukacitaan selama tujuh hari lamanya (shemakhtem lifney YHWH Elohekem, shiv�at yamim).

Penganut agama Yahudi (Yudaisme) khususnya Orthodox Yudaisme yang belum menerima Yesus (Yahshua/Yeshua) sebagai Mesias merayakan dengan menghias rumah mereka atau pelataran rumah mereka dengan rumah kayu yang diberi atap ranting kering dan dihias dengan buah-buahan dan ornamen lainnya.




Mereka akan beribadah dan menyanyi serta membaca teks Kitab Suci atau buku doa (siddur) di dalam pondok-pondok kayu selama tujuh hari lamanya dan menggerakkan 4 jenis benda yaitu:

Etrog: Buah jeruk kecil yang rasanya dan berbau manis dan melambangkan mereka yang tahu kebenaran dan melakukannya.

Lulav: Ranting pohon palem yang berbuah manis tetapi tidak mengandung aroma harum dan melambangkan mereka yang mengetahui kebenaran dan tidak melakukannya.

Khadash/Khadashim: Tiga ranting murad yang berbau indah tetapi tidak memiliki rasa dan melambangkan mereka yang melakukan perbuatan baik tanpa mengetahui kebenaran.

Aravah/Aravot: dua cabang willow muda yang tidak memiliki rasa dan tidak berbau dan melambangkan mereka yang tidak memiliki kebenaran atau perbuatan baik dalam hidup mereka.


Sekalipun perintah perayaan Sukot selama tujuh hari (Im 23:34, Ul 16:13) namun ada satu hari ditambahkan yaitu hari ke-8 (Im 23:36, Bil 29:35) dengan diberi nama Shemini Atseret atau Simkhat Torah (Sukacita Torah) dikarenakan waktu penghabisan pembacaan Khumash atau Pentateukh selama 1 tahun

Relevansi Bagi Umat Kristiani

Adakah perayaan Sukot memiliki relevansi bagi umat Kristiani untuk dirayakan? Tentu saja. Jika dua dari tujuh hari raya dalam Imamat 23 dirayakan oleh umat Kristen yaitu Paskah (Pesakh) dan Pentakosta (Shavuot) dan menghubungkannya dengan karya Mesianis Yesus, mengapa lima perayaan lainnya tidak dirayakan?

Jika seksama membaca Kitab Suci maka ketujuh hari raya (sheva moedim) bukan hanya merupakan peringatan terhadap tindakkan yang dilakukan Tuhan YHWH terhadap bangsa Israel mulai dari pembebasan dari tanah perbudakan di Mesir dan penyertaan di padang gurun serta kelimpahan sumber daya alam Tanah Perjanjian. Tujuh Hari Raya (sheva moedim) merujuk pada karya Mesianis yaitu apa yang dialami oleh Yesus Sang Mesias.

Itulah sebabnya saat menjelang Pesakh dan Yesus melakukan jamuan Seder Pesakh di malam tanggal 14 Nisan, beliau memberikan makna baru terhadap roti tidak beragi (matsah) sebagai lambang dari tubuh yang akan dipecah-pecah dan anggur melambangkan darah yang akan ditumpahkan bagi penghapusan dosa (Luk 22:17-19). Itulah sebabnya Rasul Yohanes menghubungkan pengorbanan Yesus dengan Yom Kippur dengan mengatakan, �Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia� (1 Yoh 2:2). Itulah sebabnya Rasul Paul menghubungkan Buah Sulung dengan kebangkitab Yesus sebagai �Yang Sulung yang bangkit dari orang mati� (Kol 1:18). Rasul Paul Sebab menghubungkan perayaan Peniupan Sangkakala dengan kedatangan Yesus dengan menuliskan, �Pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan  berbunyi, maka Tuan (Yesus) sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit...� (1 Tes 4:16).

Apa arti semua paralelisasi Tujuh Hari Raya dengan Yesus tersebut? Bahwasanya dalam perayaan-perayaan tersebut tergambar peristiwa Mesianis yang telah dan akan dilakukan oleh Yesus sang Mesias, Anak Tuhan dan Juruslamat Dunia.

Itulah sebabnya Rasul Paul mengingatkan jemaat Kolose bahwa makna Hari Raya adalah �bayangan Mesias yang akan datang� sebagaimana dikatakan, �Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu  mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya,  bulan baru  ataupun hari Sabat  semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang,  sedang wujudnya ialah Mesias� (Kol 1:16-17).


Umat Kristiani dapat merayakan Tujuh Hari Raya termasuk Sukkot tanpa keterikatan terhadap aspek teknis dari tradisi Yahudi dan Yudaisme dalam perayaannya. Selama dan sepanjang tradisi perayaan tidak bertentangan dengan ajaran Yesus Sang Mesias, kita dapat mengadaptasi dan memasukannya dalam rangkaian ibadah sebagai bentuk kekayaan iman.


Bagaimana dengan Sukot (Pondok Daun)? Menarik jika kita membaca teks Yohanes 1:14 yang berbunyi, �Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia   dan kebenaran�. Frasa, �diam di antara kita� dalam teks Yunani berbunyi, �eskenosen en hemin� (Westcott and Hort Greek New Testament) dan dalam terjemahan bahasa Ibrani dari naskah Yunani berbunyi, �weshakan betokenu� (Hebrew Bible: TaNaKh and Brit Chadasha with Nikud).

Kata Yunani skeno dan kata Ibrani shakan jika diterjemahkan artinya adalah kemah atau pondok dari kayu. Frasa Ibrani,�Be sukkot teshuv shiv�at yamim� (Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, Im 23:42) dalam terjemahan Septuaginta berbahasa Yunani sbb, �En skenais katoikesete hepta hemeras�. Dengan demikian, kata Yunani skeno dan kata Ibrani sukah, shakan bermakna �pondok kayu� atau �kemah dari ranting pohon�.

Dari analisis teks di atas, maka Yohanes 1:14 dapat diterjemahkan sbb, ��Firman itu telah menjadi manusia dan berkemah/berpondok daun di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya...� Mungkinkah Rasul Yohanes sedang menyampaikan pesan tersembunyi bahwa kelahiran Yesus yaitu Sang Firman yang menjadi manusia terjadi saat orang-orang Yahudi pada saat itu merayakan Pondok Daun?Terlalu panjang dan teknis untuk menuangkannya dalam artikel ini perihal probabilitas dan posibiltas tafsiran dan dugaan tersebut.

Jika memang terbukti bahwa Yohanes sedang menyampaikan pesan tersembunyi bahwa Sang Firman yang menjadi manusia itu turun ke dunia saat terjadi Hari Raya Sukkot, maka bagi umat Kristiani (khususnya Mazhab Yudeo Kristen) Perayaan Sukkot (Pondok Daun) sekaligus sebagai perayaan kelahiran Sang Juruslamat. Kita bisa menambahkan dan menyisipkan nyanyian pujian kelahiran Sang Juruslamat yang biasa dilantunkan pada perayaan Natal 25 Desember yang telah menjadi perayaan universal ke dalam perayaan Sukkot.

Adakah relevansi lainnya dari Sukkot bagi umat Kristiani? Menarik jika kita membaca teks Wahyu 21:3 sbb, �Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka� . Frasa, �Lihatlah, kemah Tuhan ada di tengah-tengah manusia� dalam teks Yunani berbunyi, �Idou he skene tou Theou meta toon antrophon� (Westcott and Hort Greek New Testament) dan dalam terjemahan bahasa Ibrani dari naskah Yunani berbunyi, �Hine mishkan ha Elohim mibene Adam� (Hebrew Bible: TaNaKh and Brit Chadasha with Nikud).

Suatu saat dunia yang fana akan lenyap, langit dan bumi sirna berganti dengan dunia baru yang tidak bisa binasa yaitu �Langit Baru dan Bumi Baru� alias Kerajaan Sorga. Kedatangan realitas baru yang menggantikan kefanaan, keterbatasan, kebinasaan disimbolisasikan dengan �Kemah Tuhan� yang tinggal di antara manusia yang telah mengalami penebusan dari kuasa dosa.

Realitas sorgawi adalah sebuah tempat di mana, �Ia akan menghapus segala air mata dari mata u  mereka dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu� (Why 21:4).
Realitas sorgawi tidak dihuni oleh orang-orang berikut, �Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang;   inilah kematian  yang kedua� (Why 21:8).

Marilah kita sebagai umat Nasrani/Kristiani (khususnya Mazhab Yudeo Kristen) merayakan dengan hikmat dan sukacita hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, khususnya Hari Raya Sukot bukan hanya merujuk pada sebuah peristiwa historis teologis penyertaan Tuhan YHWH kepada umat Israel selama berada 40 tahun di padang gurun.

Sebaliknya melalui perayaan Sukkot kita mengenang kembali lahirnya Sang Juruslamat dan Mesias kita yaitu Sang Firman yang menjadi manusia dan �berkemah� di antara manusia untuk membebaskan manusia dari kutuk dosa yaitu maut.

Perayaan Sukkot mengajak kita untuk memperbarui keyakinan dan pengharapan tentang masa depan dunia dan rancangan Tuhan untuk mengaruniakan Langit Baru dan Bumi Baru yaitu realitas surgawi. Dengan pengharapan, kita dapat menjalani kehidupan dengan sukacita dan penuh kekuatan. Perayaan Sukkot memperbarui kembali kekuatan kita agar menjadi orang yang memiliki pengharapan di tengah kehidupan yang keras dan kejam bahwa suatu hari kelak Tuhan YHWH di dalam Yesus Sang Mesias Putra-Nya akan memerintah sebagai Raja sebagaimana dikatakan:

�Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Tuhan dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam  tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab YHWH Tuhan akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya� (Why 22:2-5)


Sukkot Sameakh 5780/ Selamat Merayakan Pondok Daun 2019

Friday, 11 October 2019

BERFOKUS PADA APA YANG BISA DILAKUKAN


Pada Mei 2001, Erik Weihenmayer melakukan sesuatu yang hanya dilakukan oleh sekitar 150 orang per tahun � mencapai puncak Gunung Everest. Hal yang membuat prestasi Erik tidak biasa adalah bahwa ia adalah orang buta pertama yang berhasil mendaki gunung tertinggi di dunia. 


Erik dilahirkan dengan penyakit yang disebut retinoschisis, dan pada saat dia berusia tiga belas tahun dia benar-benar buta. Daripada fokus pada apa yang tidak bisa dia lakukan, dia membuat pilihan untuk fokus pada apa yang bisa dia lakukan dan melangkah lebih jauh dari yang hampir semua orang harapkan. Autobiografi Erik Weihenmayer berjudul, �Touch the Top of the World: A Blind Man�s Journey to Climb Farther Than the Eye Can See�(Menyentuh Ujung Dunia: Perjalanan Seorang Buta untuk Mendaki Lebih Jauh Dari yang Dapat Dilihat Mata). 

Sering kali kita menghadapi pilihan � akankah kita membiarkan halangan menghentikan kita, atau akankah kita terus mendesak terlepas dari pertentangan dan masalah? Alangkah baiknya jika mengikuti Tuhan berarti segalanya akan berjalan dengan baik dan orang-orang akan selalu menyukai kita. 

Kenyataannya adalah bahwa berkali-kali melakukan apa yang benar membutuhkan mengatasi rintangan. Kita seharusnya tidak mengharapkan pelayaran yang mulus terus-menerus, atau membiarkan masalah yang muncul meyakinkan kita untuk berhenti. Jika kita berfokus pada sejumlah kekurangan diri kita � baik secara fisikal dan finansial � maka kita cenderung enggan melakukan berbagai hal besar dan potensial mengubah masa depan kita. 

Beberapa orang cenderung menunggu �durian runtuh� atau sebuah keajaiban ekonomi untuk mengubah kehidupan mereka. Namun sebagian orang berfokus pada kelebihan mereka di antara sejumlah kekurangan yang menghimpit mereka. 

Seandainya Erik Weihenmayer memfokuskan seluruh hari dalam kehidupannya kepada penyakit yang menggerogotinya dan menyalahkan nasib, maka tidak akan ada penaklukan Gunung Everest ataupun terciptanya sebuah buku yang memberikan dampak pada orang lain.Sebagaimana dikatakan, �Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu� (Fil 4:8). 

Fokuslah pada apa yang bisa kita lakukan dan melangkah lebih jauh dari yang hampir semua orang harapkan. Tuhan YHWH, Bapa Surgawi memberi kekuatan dan kemampuan dalam nama Yesus Sang Mesias dan Putra-Nya Yang Tunggal, Tuan kita Yang Ilahi

Tuesday, 8 October 2019

RAKHUM DAN KHANUN: MEMAHAMI �BELAS KASIH� DAN �PENGAMPUNAN� SEBAGAI SALAH SATU SIFAT TUHAN


Bulan Elul (Agt-Sept) adalah bulan ke-enam dari kalendar Yahudi, yaitu 1 bulan menjelang Rosh ha Shanah (Sept-Okt) atau Tahun Baru Ibrani yang secara tradisi jatuh pada setiap tanggal 1 bulan ke-7.


Tradisi Yahudi sebagaimana tertulis dalam Bava Bathra 121a mengajarkan bahwa Bulan Elul adalah bulan ketika Musa naik gunung untuk yang kedua kalinya dan tinggal di sana selama empat puluh hari setelah insiden anak lembu emas (Keluaran 32; 34: 27-28).

Tradisi Yahudi menceritakan bahwa Musa menghabiskan periode antara bulan baru Elul sampai Hari Raya Penebusan atau Yom Kippur (10 Tishri). Musa selama 40 hari berdoa memohon pengampunan Tuhan bagi bangsa Israel, Musa turun ketika periode pertobatan selesai. Saat Musa turun dari masa pengasingannya bersama Tuhan di atas gunung, Musa membawa 2 Loh Batu yang kedua sebagai bukti akan Anugerah Tuhan yang besar dan pengampunan-Nya kepada umat-Nya.

Peristiwa di atas menjadi sebuah landasan peribadatan yang dilakukan oleh penganut Yudaisme hingga hari ini menjelang Rosh ha Shanah dan Yom Kippur yaitu mengucapkan Doa Shelikhot dari Keluaran 34:6-7 yang merefleksikan kerahiman dan kerahmatan Tuhan YHWH Semesta Alam dalam 13 sifat yang terkandung dalam ayat tersebut.

Apa sajakah ke-13 sifat Tuhan tersebut? Dalam Keluaran 34:6-7 dikatakan sbb:

�Wayaavor YHWH �al panai wayiqra, YHWH, YHWH El Rakhum we khanun, erek apayim we rav khesed we emet, notser khesed laalafim noshe awon wapesha we khataah we neqehlo yenaqeh poqed awon avot al banim we�al beney banim �al shelishim we�al ribeim�

�Berjalanlah YHWH lewat dari depannya dan berseru: "YHWH, YHWH, Tuhan penyayang dan pengasih, panjang sabar,   berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa;  tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya   dan cucunya, kepada keturunan  yang ketiga dan keempat�

Ke-13 sifat belas kasih Tuhan dalam ayat tersebut adalah: (1) YHWH (2) YHWH (3) El (4) Rakhum (5) Khanun (6) Erek apayim (7) Rav khesed (8) Emet (9) notser khesed laalafim (10) noshe awon (11) noshe pesha (12) noshe khataah (13) noshe neqeh

Kata Ibrani Rakhum (Penyayang) dan Khanun (Pengasih) mencerminkan belas kasih dan pengampunan Tuhan terhadap siapapun umat-Nya yang berdosa dan melakukan perbuatan salah.

Pada Abad 2 Ms muncul sebuah ajaran yang kelak dikenal dengan julukan Marcionisme yaitu sistem kepercayaan dualis Kristen awal yang berasal dari ajaran Marcion of Sinope di Roma sekitar tahun 144 Ms.

Marcion percaya bahwa Yesus adalah penyelamat yang diutus oleh Tuhan, dan Rasul Paulus adalah rasul utamanya, tetapi ia menolak Kitab TaNaKh dan Tuhan Israel. Kaum Marcionis percaya bahwa Tuhan orang Yahudi adalah Tuhan yang pemarah dan suka menghukum dan berbeda serta lebih rendah dari pada Tuhan Perjanjian Baru yang pengampun yang diajarkan oleh Yesus Sang Mesias.

Marcionisme, mirip dengan Gnostisisme, menggambarkan Tuhan Perjanjian Lama sebagai tiran atau demiurge (mahluk setengah dewa setengah manusia). Marcion adalah putra seorang uskup Sinope di Pontus. Sekitar pertengahan abad kedua (140�155) ia melakukan perjalanan ke Roma, di mana ia bergabung dengan Cerdo Gnostik Syria.

Kanon Marcion, mungkin kanon Kristen pertama yang pernah disusun, terdiri dari sebelas kitab yang terdiri dari Injil yang terdiri dari sepuluh bagian yang diambil dari Injil Lukas; dan sepuluh surat Paulus. Kanon Marcion menolak seluruh Perjanjian Lama, bersama dengan semua surat dan Injil lain yang mencerminkan Keyahudian. Surat-surat Paulus mendapatkanposisi menonjol dalam kanon Marcion, karena Paulus dianggap oleh Marcion sebagai satu-satunya rasul sejati Yesus.

Marcionisme dikecam oleh lawan-lawannya sebagai bidat dan sebuah tulisan yang menentangnya ditulis oleh Tertullian dalam lima buku berjudul, Adversus Marcionem (Melawan Marcion) sebanyak 208 halaman.

Tulisan-tulisan Marcion telah hilang, meskipun mereka banyak dibaca dan banyak naskah pasti ada. Meski begitu, banyak teolog mengklaim bahwa adalah mungkin untuk merekonstruksi dan menyimpulkan sebagian besar ajaran Marcionisme kuno melalui apa yang kemudian dikritik oleh para kritikus, terutama Tertullian mengenai Marcion dalam buku-buku mereka.

Benarkah Tuhan dalam TaNaKh atau Kitab Perjanjian Lama adalah pemarah dan penghukum? Hukuman yang Tuhan berikan adalah wujud keadilan-Nya. Namun Tuhan YHWH juga adalah Rakhum (Penyayang) dan Khanun (Pengasih) sehingga Dia akan mengampuni setiap kesalahan yang diperbuat umat-Nya, asalkan mereka berseru pada-Nya.
Korban hewan yang di atur dalam Kitab TaNaKh adalah perlambang bagi datangnya korban sejati yaitu Sang Anak Domba yang akan menghapus dosa sekali dan selamanya. Dialah Yesus Sang Mesias dan Anak Tuhan serta Tuan Yang Ilahi, sebagaimana dikatakan,

�Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan  mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya� (Ibr 10:1)

�Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Tuhan...� (Ibr 10:11-12).

Hari Raya Yom Kippur, bukan sekedar hari pengampunan dan pendamaian yang diberikan Tuhan YHWH melainkan bagi oenganut Kristiani/Nasrani, menggemakan penyerahan diri Yesus sebagai korban penebus salah melalui kematian diri-Nya di kayu salib sebagaimana dikatakan, �Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia� (1 Yoh 2:2).

Kematian Yesus di kayu salib dapat diletakkan dalam dua hari Raya yaitu Pesakh (Paskah) dan Yom Kippur (Pendamaian). Dalam Pesakh,kita mengenang sengsara dan kewafatan Yesus yang disimbolisasikan dengan memakan roti tidak beragi dan meminum anggur tanpa fermentasi. Dalam Yom Kippur, kita meminta pengampunan Tuhan YHWH Sang Bapa Surgawi atas dosa perbuatan yang masih dimungkinkan terjadi selama satu tahun melalui darah dan pengorbanan Sang Juruslamat sebagai Anak Domba dan korban yang sejati.




Sunday, 6 October 2019

PEMBACAAN DOA �AVINU MALKEINU� : Relevansi dan Refleksi Memaknai Perayaan Rosh Ha Shanah Hingga Yom Kippur



Setiap jatuh perayaan Rosh ha Shanah (Tahun Baru Ibrani) atau Yom Truah (Peniupan Shofar), penganut Yudaisme melantunkan doa bernama Avinu Malkeinu (Bapa Kami Raja Kami) yang tercantum dalam buku doa (siddur) dan menjadi bagian dari liturgi peribadatan.


Dalam tradisi Ashkenazic  (orang Yahudi diaspora yang bergabung dalam Kekaisaran Romawi Suci sekitar akhir milenium pertama. Bahasa diaspora tradisional Yahudi Ashkenazi adalah Yiddish(bahasa Jermanik dengan unsur-unsur bahasa Ibrani, Aram, dan Slavik), yang dikembangkan setelah mereka pindah ke Eropa utara: dimulai dengan Jerman dan Prancis pada Abad Pertengahan. Selama berabad-abad mereka menggunakan bahasa Ibrani hanya sebagai bahasa suci, sampai kebangkitan kembali bahasa Ibrani sebagai bahasa umum di Israel.) doa ini dibacakan pada setiap hari berpuasa, sementara dalam tradisi Sephardic (orang Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol dan Portugis dengan membawa logat tradisional mereka yang berasal dari Timur Tengah mulai akhir abad ke-15 ke Afrika Utara, Anatolia, yang Levant, Eropa Tenggara dan Selatan, serta Amerika, dan semua tempat lain dari permukiman mereka yang diasingkan) hanya dibacakan selama Sepuluh Hari Pertobatan apakah itu terjadi pada hari-hari puasa Yom Kippur dan Puasa Gedaliah (hari puasa Yahudi minor dari subuh hingga petang untuk menyesali pembunuhan Gedalia, gubernur Yehuda yang saleh. Pembunuhannya mengakhiri otonomi Yahudi setelah penghancuran Bait Suci Pertama).

Joseph H. Hertz (wafat 1946), kepala rabi Kerajaan Inggris, menggambarkan doa ini sebagai �yang tertua dan paling mengharukan dari semua litani Tahun Yahudi�. Ada dua gelar/sapaan untuk Tuhan yang dipergunakan dalam doa ini yaitu, Avinu(Bapa Kami, Yes 63:16) dan Malkeinu(Raja Kami, Yes 33:22).

Inti dari doa ini, yang dicatat dalam Siddur dari Rabi Amram Gaon dari Babilonia, selama Abad ke-9 dan dapat ditemukan pula dalam Talmud (Ta�anit 25b). Saat kekeringan melanda bangsa Israel kuno, Rabi Akiva (wafat, 135 Ms) memimpin doa dan mengatakan yang berikut: �Bapa kami, Raja kami, kami tidak memiliki raja selain Engkau. Bapa kami, Raja kami, demi nama-Mu, kasihanilah kami� Maka hujanpun segera turun dengan deras. Doa ini kemudian diperluas menjadi Avinu Malkeinu, yang telah menjadi landasan berharga dan terpuji dalam liturgi umat Yahudi.

Dalam kompilasi yang lebih lama dari catatan Talmud, yang diterbitkan sekitar tahun 1515, ini diperluas menjadi lima ayat. Sangat mungkin bahwa, pada awalnya, tidak ada jumlah ayat, tidak ada urutan, atau mungkin teks tetap. Nampaknya versi awal memiliki ayat-ayat dalam urutan alfabet sebanyak 22 ayat.

Siddur atau Buku Doa Amram Gaon (nama lainnya, Amram ben Sheshna/Amram ben Sheshna yang wafat 875 Ms adalah seorang Gaon yang terkenal atau kepala Akademi Talmud Yahudi di Sura selama abad ke-9 Ms.) memiliki susunan sebanyak 25 ayat. Istilah Gaonadalah kepala dari dua Akademi Talmud besar Babilonia di Sura dan Pumbedita (Abad 6-11 Ms) semasa kekhalifahan Abbasiyah dan merupakan pemimpin spiritual yang diterima secara umum dari komunitas Yahudi di seluruh dunia pada awal Abad Pertengahan, berbeda dengan Resh Galuta(Exilarch) yang memegang otoritas sekuler atas orang-orang Yahudi di tanah-tanah Islam pada Abad 13 Ms.

Sementara itu Mahzor Vitry (awal abad ke-12) memiliki lebih dari 40 ayat dan menambahkan penjelasan bahwa doa tersebut mengumpulkan ayat-ayat tambahan yang ditambahkan pada berbagai kesempatan dan setelah itu dipertahankan.

Setiap baris doa diawali dengan kata-kata Avinu Malkeinu (Bapa Kami, Raja Kami) dan kemudian diikuti oleh berbagai frasa, sebagian besar bersifat memohon. Seringkali ada aspek melodi yang lambat, nyanyian, dan berulang-ulang untuk mewakili permohonan yang saleh dalam doa. Ada 54 ayat semacam itu. Ayat 15-23 dibacakan dengan responsif, pertama oleh pemimpin dan kemudian diulangi oleh jemaat. Pembaca juga membacakan ayat terakhir dengan lantang (dan kadang-kadang dinyanyikan oleh seluruh jemaat) namun secara tradisional diucapkan secara berbisik karena merupakan permohonan.

Doa Avinu Malkeinu dibacakan diucapkan pada sebagian besar hari termasuk selama Shacharit (ibadah harian pagi) dan Mincha (ibadah harian siang) kecuali pada hari Shabbat (Di saat jatuh Hari Raya Yom Kippur tetap diucapkan).

Saat jatuh Perayaan Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian), doa Avinu Malkeinu dibacakan selama Maariv dan Ne'ila (penutupan Yom Kipur). Selama pembacaan Avinu Malkenu, Tabut yang berisikan gulungan Torah di sinagoga dibuka dan pada akhir doa Tabut ditutup kembali.

Itulah sekedar pemahaman latar belakang penggunaan doa Avinu Malkeinuoleh penganut Yudaisme samai hari ini. Apakah kita orang Kristen yang juga turut mengambil bagian dari Sheva Moedim(Tujuh Hari Raya: Pesakh, ha Matsah, Bikurim, Shavuot, Rosh ha Shananh, Yom Kippur, Sukot) boleh dan bisa melestarikan doa ini dalam liturgi ibadah kita?

Tentu saja bisa. Selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur, kita dapat melantunkan doa-doa ini dalam ibadah harian ataupun saat jatuh hari raya tersebut. Apa landasan teologisnya? Istilah Avinu (Bapa Kami, Yes 63:16; 64:8) justru mempertegas ajaran Yesus bahwa YHWH (Yahweh) bukan hanya sebagai Elohim (Tuhan) melainkan disapa dengan sebutan Av (Bapa) sebagaimana Yesus mengajarkan dalam Doa Bapa Kami (Mat 6:9, Yoh 15:16). Demikian pula istilah Malkeinu (Raja Kami, Yes 33:22) bukan hanya merujuk pada kekuasaan Tuhan YHWH melainkan Mesias yang akan memerintah di Kerajaan Seribu Tahun (Zakh 14:8-9, Why 20:2-7).


Dalam rangkaian Doa Avinu Malkeinu ada ungkapan, �Avinu Malkeinu mekhoq berakhameka harabim kol shimrey khovoteinu� (Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah semua catatan hutang dosa kami dengan belas kasihan-Mu yang berlimpah). Bukankah Yesus Sang Mesias, Anak Tuhan pun berkuasa menghapuskan dosa dan menjadi korban pendamaian bagi kita? (1 Yoh 2;1-2).

Oleh karena itu, adalah baik saat Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv(Setelah Doa Bapa Kami) dan jatuh Hari Raya Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur termasuk pada petang saat mengakhir puasa Yom Kipur, kita naikkan Doa Avinu Malkeinu.

Kegiatan apa lagi yang dapat kita kerjakan selama Rosh ha Shanahhingga Yom Kippur? Penganut Yudaisme memiliki ritual Taslikh (membuang) yaitu melemparkan batu ke sungai sebagai simbolisasi komitmen membuang dosa dan kesalahan menuju pengampunan saat Yom Kippur. Tradisi Taslikh merujuk pada Mikha 7:19, �Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita (tashlika bimetsulot) ke dalam tubir-tubir laut�. Maka di saat Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur kita menjadikan momentum untuk introspeksi dan berkomitmen membuang segala kekeliruan, kesalahan, keburukkan karakter dan perbuatan kita yang menjadi batu sandungan.

Selain itu selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur kita dapat mengunjungi sanak famili yang sudah meninggal untuk membersihkan makamnya dan menaikkan bacaan teks Kitab Suci (Shema dan Mazmur 116 atau Mazmur 119) serta ditutup Doa Bapa Kami. Kita tidak mendoakan yang telah wafat agar mendapatkan keselamatan melainkan menyapa yang wafat dan mengingat seluruh kenangan yang pernah melintas dalam hidup kita serta sebuah peringatan bahwa suatu hari kelak kita akan berjumpa dalam hari kebangkitan.

Tidak lupa kita senantiasa menaikkan doa-doa permohonan dan harapan di hari baik (yom tov) saat jatuhnya perayaan Rosh ha Shanah khususnya agar berkat Tuhan yang baru diberikan dengan kelimpahan dan keajaiban.

Lampiran:

AVINU MALKEINU
(Yes 63:16 dan Yes 33:22).

Avinu Malkeinu, khatanu lefaneka
Bapa kami, Raja kami, kami telah berdosa di hadapan-Mu.

Avinu Malkeinu ein lanu Melek ella Atta
Bapa kami, Raja kami, kami tidak memiliki Raja selain Engkau.

Avinu Malkeinu ashah aminu lema�an shemeka
Bapa kami, Raja kami, bertindaklah bersama kami demi Nama-Mu

Avinu Malkeinu barek aleinu shana tova
Bapa kami, Raja kami, berkatilah kami dengan tahun yang baik.

Avinu Malkeinu batel me�aleinu kol gezerot qashot
Bapa kami, Raja kami, singkirkan dari kami semua ketetapan yang keras.

Avinu Malkeinu batel makshevot shoneinu
Bapa kami, Raja kami, batalkanlah rencana mereka yang membenci kami


Avinu Malkeinu haver atsat oyevenu
Bapa kami, Raja kami, gagalkanlah rencana musuh kami

Avinu Malkeinu kale kol tsar umastin me�aleinu
Bapa kita, Raja kita, musnahkanlah setiap penindas dan musuh yang melawan kami.

Avinu Malkeinu setom piyot mastinenu umatrigenu
Bapa kami, Raja kami, tutup mulut musuh dan penuduh kami.

Avinu Malkeinu kaleh dever wekherev  wera�av usheni umashkit mibeinu beriteka
Bapa kami, Raja kami, singkirkan sampar, pedang, kelaparan, penawanan, dan penghancuran dari keturunan perjanjian milik-Mu

Avinu Malkeinu men�a magefa minakhalateka
Bapa kami, Raja kami, tawanlah tulah dari ahli waris-Mu.

Avinu Malkeinu selakh umekhol lekol awonotenu
Bapa kami, Raja kami, maafkan dan hapuskanlah semua kesalahan kami.

Avinu Malkeinu mekheh wehaaver pehaenu mineged eineka
Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah pelanggaran kami dari depan pandangan-Mu.


Avinu Malkeinu mekhoq berakhameka harabim kol shimrey khovoteinu
Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah semua catatan hutang dosa kami dengan belas kasihan-Mu yang berlimpah

Avinu Malkeinu hakhazirenu beteshuvah shelemah lefaneka
Bapa kami, Raja kami, bawalah kami kembali kepada-Mu dalam pertobatan sepenuh hati.

Avinu Malkeinu shelakh refuah shelemah lekholey ameka
Bapa kami, Raja kami, mengirimkan kesembuhan sempurna kepada umat-Mu yang mengalami sakit.

Avinu Malkeinu zakrenu lekhayim tovim
Bapa kami, Raja kami, ingatlah kami dengan ingatan yang baik di hadapan-Mu