Latest News

Friday, 24 May 2019

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEPRIBADIAN


Greenacre (1941) dan Fodor (1949), ahli psikoanalisis berpendapat bahwa pembentukkan kepribadian seseorang sebenarnya dimulai sejak dalam kandungan ibu. Hal itu dibuktikkan oleh hasil risetnya terhadap tikus putih. Mereka ingin memperoleh jawaban terhadap pertanyaan, �Apakah stres pada induk tikus yang bunting itu akan mempengaruhi keturunannya?�. 


Sepuluh tikus jantan dan betina difungsikan sebagai induk; kemudian 60 ekor keturunannya diselidiki. Diawali lima tikus betina digunakan sebagai percobaan dilatih untuk bereaksi menghindarkan diri dari shock elektris yang ditandai dengan dengungan bel. 

Kemudian lima tikus betina yang digunakan sebagai percobaan itu dikawinkan. Setelah lima tikus betina tersebut diketahui sedang hamil, maka lima tikus itu di-shock eletris dengan bunyi dengungan bel. Hasilnya, anak-anak tikus yang dilahirkan oleh induknya yang dalam keadaan aman dapat lari-lari dengan lincah dan riang. 

Berbeda dengan anak-anak tikus yang dilahirkan oleh induk yang sedang dalam keadaan stres oleh sebab mengalami shock elektris kelihatan takut-takut dan sembunyi-sembunyi. Diterapkan dalam kehidupan manusia, kehamilan seorang wanita sebagai akibat hubungan gelap yang diliputi ketakutan itu akan mempengaruhi janin dalam kandungan dan membentuk kepribadian yang takut-takut. 

Kehamilan yang tak diharapkan terjadi, namun tetap pada akhirnya terjadi juga akan mempengaruhi kepribadian bayi yang dalam kandungan itu. Buah kandungan sebagai upah haruslah dijaga baik-baik agar melahirkan anak-anak yang lincah, ceria, optimis dan dinamis. 

Amsal 22:24 mengatakan, Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri�. Jika bayi yang dikandung saja pembentukannya dipengaruhi lingkungan eksternal, demikian pula anak-anak dan kehidupan sosial dipengaruhi lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal yang buruk akan membentuk dan melahirkan kepribadian yang buruk jika tidak diimbangi dengan pendidikan dan pengaruh yang positif sebagai penyeimbang. 

Rasul Paul menuliskan, Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik� (1 Kor 15:33). Jika sebuah interaksi sosial membawa dampak tertentu kepada kehidupan kita, maka selektiflah dalam berinteraksi agar tidak membawa dampak negatif pada diri kita.

MENANTIKAN YHWH


Dalam buku Geeks and Geezers (Kaum Muda dan Kaum Tua), pengarang Warren Bennis dan Robert Thomas memberikan pandangan menakjubkan tentang �Bagaimana sebuah era, nilai, dan momen yang menentukan dapat membentuk para pemimpin� dari dua generasi yang sangat berbeda, yaitu kaum muda (usia 21-35) dan kaum tua (usia 70 lebih). 


Salah satu penemuan mereka menyebutkan bahwa di antara kelompok �kaum tua�, setiap orang yang mampu memainkan peran kepemimpinan adalah yang dapat mempertahankan sikap rasa ingin tahu, kejenakaan, antusiasme, keberanian, kehangatan, dan semangat. 

Mereka tidak ditaklukkan oleh waktu dan usia, tetapi �terbuka, bersedia mengambil risiko, haus akan pengetahuan dan pengalaman, berani, dan antusias menyambut setiap hari baru�. Sungguh sikap berjiwa besar yang layak kita miliki. Namun, bagaimana orang Kristiani dapat memiliki dan mempertahankan sikap itu? 

Kitab Suci berkata, kekuatan kita berasal dari hubungan yang penuh kepercayaan dengan Tuhan sebagaimana dikatakan, �Orang-orang yang menanti-nantikan Yahweh mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah� (Yes 40:31). 

Lebih dari tubuh, pikiran dapat membuat kita hilang semangat dan menyerah. Tanpa terkecuali kaum muda, karena bahkan dikatakan �orang-orang muda menjadi lelah dan lesu� (ayat 30). Tuhan YHWH memberikan kekuatan kepada kaum muda dan tua yang menaruh harapan kepada-Nya. 

Oleh karena itu, entahkah kita masih muda atau sudah berada dalam fase tua, letakkanlah keyakinan dan pengharapan hidup kita pada Tuhan Yang Hidup dan benar yaitu Yahweh Semesta Alam di dalam Yesus Sang Mesias, Anak-Nya Yang Tunggal. 

Jalan spiritual untuk mendapatkan �kekuatan baru� (?????? ?? - yakhalifu bekoakh) yang memperbaiki, memperbarui, menyegarkan, mendinamisasi semangat dan gairah kehidupan kita dalam menghadapi berbagai peristiwa baik suka maupun duka hanyalah �menanti-nantikan YHWH� ( ??? ???? - Qoye YHWH). Kata Ibrani �qawah� bermakna �mengikat bersama�, �mengumpulkan�, �menunggu�. Frasa �qoye YHWH� bermakna kita mengumpulkan dan mengikat seluruh keyakinan dan pengharapan pada-Nya sehingga kekuatan Ilahi dari-Nya mengalir tiada henti bahkan hingga usia tua.

NYANYIAN PUJIAN DAN AWAN KEMULIAAN


Dalam Kekristenan � sebagai kelanjutan Yudaisme - nyanyian adalah bagian dari ibadah. Yang dimaksudkan adalah nyanyian pujian yang ditujukan pada Tuhan Yahweh dan Yeshua Sang Mesias tentunya. Nyanyian bukan sekedar pelengkap ibadah semata. 

Nyanyian adalah unsur penting dalam ibadah selain doa dan membaca serta mengajarkan isi Kitab Suci. Bahkan apa yang kita kenal dengan sebutan Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani ditulis �Sefer Tehilim�. 

Kata Ibrani �tehilim� berasal dari kata dasar �halal� yang artinya �memuji�. Istilah �Halelu-Yah� (???? ??) berasal dari kata �halal� (memuji) dan �Yah� (bentuk singkat nama Tuhan). Contoh dalam Mazmur 150:1 dikatakan, �Halelu-Yah, halelu El beqadsho� (???? ?? ??????? ?????? - Halelu-Yah, pujilah Tuhan dalam tempat kudusnya). 


Dalam �Sefer Tehilim� atau kita menyebutnya Kitab Mazmur, ada banyak �mizmor� alias �nyanyian� baik yang di susun oleh Daud utamanya dan beberapa orang lainnya. Misalkan dalam Mazmur 23:1 diawali dengan frasa, �Mizmor le Dawid� ( ????? ???? - Mazmur Daud). 

Kitab Mazmur mencatat sejumlah alat-alat musik kuno yang dipergunakan untuk menyanyikan pujian bagi YHWH sbb, �Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala (?????? ???? ????? - halelu Hu beteqa shofar), pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! (?????? ???? ????? - halelu Hu be nevel we kinor). Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian ( ?????? ??? ????? - halelu Hu wetof umakhol), pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! (?????? ????? ????? - halelu Hu beminim we ugav) Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting (?????? ???????????- halelu Hu betsiltseley shama), pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! (?????? ?????? ????? - halelu Hu betsiltseley teruah)� (Mzm 150:3-5). 

Dari teks di atas kita dapatkan sejumlah nama alat musik yaitu shofar, nevel, kinor, ugav, minim, tsiltseley, tof, makhol. Apa yang sebenarnya terjadi saat kita memuji nama Tuhan? Dalam 2 Tawarikh 5:13 kita mendapati sebuah deskripsi bahwa saat pujian dinaikkan dengan kesungguhan hati oleh umat, Kemuliaan YHWH (????????? - kavod YHWH) hadir melalui wujud awan (???? - heanan) yang membuat para imam yang menyanyikan pujian tidak tahan berdiri ( ???????? ????? - lo yakol laamad). 

Jika kita ingin mendapatkan lawatan dan kehadiran Tuhan, pujilah nama-Nya dalam nyanyian yang keluar dari hati dan mulut yang tulus ikhlas. Kita mungkin tidak dapat melihat Dia namun dapat merasakan ketentraman dan kedamaian yang mengalir yang melenyapkan takut dan kuatir serta memperkuat keyakinan serta pengharapan kita pada kuasa-Nya.

JANGAN MELUPAKAN TUHAN SAAT BERHASIL


Keberhasilan dapat melenakkan kesadaran kita. Ungkapan-ungkapan seperti �lupa daratan�  atau �kacang lupa kulitnya�, hendak menggambarkan mereka yang mengalami kelupaan terhadap asal usul dan larut dalam keberhasilan dan kenikmatan yang dialami. Ketika kita masih mengalami kesusahan, kita begitu bersungguh-sungguh beribadah dan berdoa pada Tuhan. 


Ketika kita belum menjadi seseorang yang penting dan berpengaruh kita begitu ramah dan mudah bergaul dengan banyak teman. Namun setelah berhasil kita tiba-tiba terlupa akan Tuhan dan beribadah. Kita begitu larut dalam pekerjaan dan pencapaian karir menuju piramida jabatan dan kekuasaan. Kita mulai meninggalkan relasi sosial yang telah dibangun dengan banyak orang dan mulai menjaga jarak dan memilih-milih teman yang lebih merepresentasikan kelas sosial kita. Kita menjadi orang yang begitu sulit ditemui dan diajak berkomunikasi. 

Haruskah sebuah keberhasilan mengubah gaya hidup dan perilaku kita? Haruskah keberhasilan mengubah ketekunan ibadah kita? Tuhan YHWH bersabda kepada bangsa Israel agar jangan melupakan diri-Nya, perintah dan hukum-Nya saat keberhasilan dan kemakmuran mendatangi hidup mereka di Tanah Perjanjian sebagaimana dikatakan, �Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan YHWH, Tuhanmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini...� (Ul 8:11). Diingatkan kembali bangsa Israel, �...jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan YHWH, Tuhanmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan� (Ul 8:14). 

Perintah untuk senantiasa mengingat Tuhan diulangi kembali, �Tetapi haruslah engkau ingat kepada YHWH Tuhanmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini� (Ul 8:18). Kita diingatkan agar jangan melupakkan Tuhan dan senantiasa mengingat Dia jika kehidupan kita semakin hari semakin berhasil dan mengalami kesuksesan. 

Tuhan bisa mengambil dalam sekejap semua apa yang telah diberikan-Nya pada kita saat kita melupakan semua perbuatan dan mengkhianati-Nya. (Ul 8:19-20). Oleh karena itu marilah kita senantiasa mengingat (zakor) Dia dengan beribadah dan mematuhi firman-Nya.