Latest News

Thursday, 25 April 2019

TETELESTAI


Tujuh Perkataan Salib adalah tujuh ucapan Yesus ketika beliau berada di tiang salib dan berada diantara kehidupan dan kematian, sebagaimana tertulis dalam keempat Injil. Ketujuh perkataan tersebut adalah, �Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan� (Luk 23:34), �Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus� (Luk 23:43), �Ibu, inilah anakmu!� � �Inilah ibumu!� (Yoh19:26-27), �Tuhan-Ku, Tuhan-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?� (Mat 27:46),  �Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku� (Luk 23:46), �Aku haus!�(Yoh 19:28), �Sudah selesai� (Yoh 19:30). 


Frasa, �sudah selesai�, menarik perhatian kita. Apa maksud perkataan �sudah selesai?�. Kata Yunani yang dipergunakan adalah  tete??sta? (tetelestai) sebagaimana dikatakan, �Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai (tetelestai)...�(Yoh 19:28). �Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai (tetelestai)...� (Yoh 19:30). 

Kata Yunani tetelestai sebenarnya ditulis pada dokumen bisnis atau kwitansi di zaman Perjanjian Baru untuk menunjukkan  bahwa tagihan telah dibayar penuh. Kamus Yunani-Inggris oleh Moulton dan Milligan mengatakan sbb, �Tanda terima sering diperkenalkan dengan ungkapan tetelestai, biasanya ditulis dengan cara disingkat ...� (hlm. 630). 

Hubungan antara "tanda terima" dan apa yang dicapai Mesias akan sangat jelas bagi pembaca berbahasa Yunani Kitab Yohanes; tidak salah lagi bahwa Yeshua Sang Mesias telah mati untuk membayar dosa-dosa mereka. Dosa telah dibayar lunas oleh kewafatan Yeshua di kayu salib. 

Yesus menyelesaikan tugas mesianis sebagaimana dinubuatkan dalam Yesaya 53 perihal Eved Makovot (Hamba Yang Menderita). Sekalipun bermakna �sudah selesai�, kata tetelestai mengindikasikan sebuah keberhasilan dan kemenangan dan bukan sebuah kegagalan. 

Anda berhak mengucapkan tetelestai jika berhasil menginjakkan kaki di puncak gunung yang didaki atau berhasil membuat karya seni yang indah. Sebagaimana Yesus setia memenuhi tugas dan kewajiban mesianisnya hingga tetelestai, demikianlah hendaknya kita menjadi orang yang setia dan berkomitmen mengakhiri semua tugas dan kewajiban di dunia ini hingga tetelestai sebagaimana Rasul Paul menuliskan, �Aku telah mengakhiri (teteleka) pertandingan  yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman�(2 Tim 4:7).

MEMPELAJARI BADAI


Di Amerika, profesi sebagai �pemburu badai� (storm hunters) sudah lazim dijumpai. Mereka adalah para peneliti yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari dan meneliti badai, seperti sekelompok Storm Chaserdi Olustee, Oklahoma. 


Di Amerika, memang kerap terjadi badai super besar yang menjadi sumber bencana, seperti yang terjadi di Lamb County, Texas, AS ini. Dengan mempelajari badai, diharapkan mereka bisa meminimalisasi korban dari bencana. 

Para pemburu badai ini berkeliling dengan menggunakan mobil dan peralatan lengkap untuk memburu badai yang akan terbentuk.Di bagian belakang mobil, mereka membawa alat bernama Doppler on Wheels (DOW). DOW ini adalah radar yang bisa memindai badai dan tornado, untuk kemudian dibuat model tiga dimensinya. 

Tidak hanya meneliti badai, para pemburu ini juga mendokumentasikan badai dari awal terbentuk sampai badai itu usai. Terkadang mereka melakukan siaran langsung alias live streaming, agar peneliti lainnya bisa mendapat data dari badai yang sedang mereka buru. 

Kita dapat mengikuti kegiatan berbahaya ini di saluran televisi National Geographic dengan judul Tornado Hunters. Penelitian ini jelas berisiko berhadapan dengan maut yang merenggut sewaktu-waktu. Sebagaimana dialami Tim Samaras. Kisahnya diabadikan oleh Brantley Hanggrove dalam buku The Man Who Caught The Storm. 

Sekalipun kegiatan berisiko yang dapat menghilangkan nyawa namun dari hasil penelitian ini banyak orang mendapatkan informasi yang sangat kaya perihal aktivitas badai dan bagaimana hidup dan beradaptasi dengan badai. 

Badai tidak datang secara tiba-tiba. Ada banyak faktor internal dan eksternal yang berkontribusi bagi terbentuknya badai. Mereka yang telah mempelajari pola terbentuknya badai dan dampak kekuatan badai akan mempersiapkan rumah-rumah yang di bawahnya terdapat sejumlah ruang bawah tanah yang aman. 

Kehidupan yang kita jalani tidak selamanya berjalan normal dan nyaman. Pada sekali waktu akan ada badai datang. Kita tidak pernah tahu kapan badai itu datang namun kita harus membangun kesadaran adaptiv untuk mampu menyelamatkan diri kita dari badai. 

Jika Yesus Sang Mesias dan Junjungan Agung Yang Ilahi menjadi pengendali utama kehidupan keluarga kita, maka saat badai tiba, berserulah dalam nama Anak Tuhan agar Dia menenangkan badai dan membuat kita selamat dari amukannya, sebagaimana dikatakan, "Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh" (Mat 8:23-27). 

Jika Yesus Sang Juruslamat, Anak Tuhan itu mampu ?pet?�?se? t??? ???�??? (epetimesen tois anemois) alias "menghardik angin" maka berserulah dalam nama Anak Tuhan agar segala sesuatu menjadi terkendali. Frasa, "danau itu menjadi teduh" sesungguhnya dalam bahasa Yunani dituliskan ?a? ????et? ?a???? �e???? (kai egeneto galene megale). King James Version menerjemahkan, "there wa a great calm" (maka terjadi ketenangan yang luar biasa). Situasi akan terkendali jika kita menjaga jarak dengan badai persoalan dan mengambil kendali terhadap diri sendiri serta berdoa memohon kuasa Bapa Surgawi di dalam Yesus Sang Putra untuk menenangkan badai.

DIGUNCANG DARI SARANG KENYAMANAN


Burung rajawali adalah burung yang menarik. Peneliti pernah mengamati bagaimana cara burung rajawali membangun sarangnya. Akhirnya ditahui bahwa: Pada saat ia membuat sarang, maka ia mencari tempat yang paling tinggi. Burung rajawali mencari tebing yang tinggi, pohon yang paling tinggi hingga menara-menara yang tinggi. 


Setelah mendapatkan tempat yang menurutnya cocok, burung rajawali pertama kali akan mengumpulkan ranting-ranting yang cukup tajam dan benda-benda apapun yang cukup tajam  atau runcing yang tampaknya tidak cocok untuk sebuah sarang anak burung yang nyaman. 

Setelah sarang burung yang tajam itu sudah jadi cukup kokoh untuk ditinggali, maka burung rajawali akan mengumpulkan ranting-ranting lunak dan dedaunan kering menaruhnya di atas sarangnya yang tajam-tajam tersebut, sehingga sarang tersebut tidak terasa tajam lagi untuk ditinggali. 

Rajawali akan mengumpulkan bulu halus dari mangsanya atau bulu halusnya sendiri untuk dijadikan penghangat sarang. Setelah induknya melihat bahwa anak-anaknya yang menetas semakin dewasa, maka itu berarti sudah saatnya pula untuk anak-anaknya  meninggalkan sarangnya yang nyaman itu. 

Untuk membuat anak-anaknya keluar dari sarang yang nyaman itu maka burung rajawali mendorong-dorong anaknya keluar dari sarang supaya mau belajar terbang. Tetapi biasanya anak-anak burung rajawali tersebut tidak mau beranjak dari sarangnya, sebab mereka lebih nyaman berada dalam sarang. Maka, dengan cakarnya yang kuat, burung rajawali itu mulai mencabuti dan mengobrak-abrik lapisan atas dari sarangnya dan mulai membuang bulu-bulu halus sarang itu. 

Kemudian burung rajawali juga mulai mencabuti dedaunan kering dan membuangnya sehingga disarang itu hanya tertinggal ranting-ranting tajam dan kayu-kayu tajam saja. Bentuknya masih sama seperti sarang burung, namun keadaannya sungguh berbeda, sangat tidak nyaman untuk ditinggali. Keadaan ini akhirnya membuat anak-anak rajawali tidak nyaman lagi berada di dalam sarangnya, sehingga mereka berusahan keluar untuk pergi kemana saja. 

Cara Tuhan mendewasakan dan menolong kita terkadang di luar apa yang kita inginkan. Sebagaimana Tuhan Yahweh ???? ??? (yair qino) alias �menggoyangbangkitkan sarang� laksana rajawali demi memperlihatkan penyertaan terhadap leluhur Israel (Ul 32:11-12), demikianlah Dia dapat memakai segala bentuk ketidaknyamanan dalam hidup kita untuk membuat kita semakin dewasa dan mandiri.

Apakah Anda hari ini merasa "digoyangbangkitkan" dari kenyamanan? Hadapilah sebagai bagian dari proses kedewasaan dan terhindar terus menerus di zona nyaman

RUBAH KECIL YANG MENGGANGU


Beberapa waktu lalu, smartphone saya mengalami masalah dalam pemindahan data. Baik data dari smartphoneke komputer ataupun pemindahan data dari komputer ke penyimpanan data di smartphone. 


Kabel data sudah terpasang namun tidak dapat terkoneksi sama sekali sehingga akses ke ruang data tidak dapat terbuka sama sekali. Saya sudah was-was karena tidak mudah mendapatkan kabel data baik untuk keperluan chargermaupun pemindahan data, jika sewaktu-waktu mengalami kerusakkan. 

Ketika dibawa ke layanan perbaikan smartphoneterdekat, problem mendasar akhirnya ditemukan. Apakah itu? Saya sama sekali tidak menduga jika persoalannya begitu sepele. Petugas hanya menyodorkan salah satu carinya dan memperlihatkan benda tipis kecil berwarna kelabu. 

Ya, butiran debu halus penyebabnya. Debu tersebut menyumbat lubang di bawah smartphone, tempat kabel data seharusnya di pasang. Itulah yang mengganjal dan menahan akses dan koneksi pemindahan data. Sebutir debu ternyata menjadi sebuah problem yang membuat data tidak dapat diakses dengan baik. 

Perhatikanlah hal-hal kecil yang kelihatannya sepele di sekitar kita namun dapat merusak banyak hal dalam kehidupan kita, baik itu pertemanan, relasi sosial, kerjasama, kepercayaan publik, keharmonisan keluarga. �Debu� itu bisa berwujud ketidakdisiplinan, sikap meremehkan orang lain, tutur kata yang tidak sopan, gesturetubuh yang memperlihatkan sikap tidak empati, sikap tidak terorganisir dll. 

Tidak mudah memang menemukan �debu� yang kerap menyumbat dan menutupi kelancaran komunikasi dan interaksi yang kemudian berpengaruh pada kualitas relasi kita dengan orang lain. �Debu� itu ibarat ?????? ????? (su'alim qetanim) alias "rubah kecil� yang merusak kebun anggur sebagaimana dikatakan, �Tangkaplah bagi kami rubah-rubah  itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur,  kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!� (Kid 2:15). 

Bukan hanya menghambat dan merusak relasi sosial kita, �debu� atau �rubah kecil� yang tidak segera dibereskan, dapat menutup akses berkat Tuhan dalam hidup kita sebagaimana dikatakan, �Sesungguhnya, tangan YHWH tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar, tetapi yang merupakan pemisah di  antara kamu dan Tuhanmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu� (Yes 59:1-2).

Sudahkan Anda menemukan "debu" dan "rubah kecil" yang merusak relasi sosial, hubungan kerja, komunikasi dalam rumah tangga dll?