Latest News

Saturday, 29 December 2018

TUHAN TIDAK BERMAIN DADU



Midrash Pembuka Tahun 2019
Bacaan: Mazmur 139:13-16

Albert Einstein adalah salah satu fisikawan terbesar dan paling terkenal. Jika Anda bertanya kepada siapa pun untuk menyebutkan jawaban fisikawan yang paling umum, Anda akan menerima �Einstein�. Einstein juga terkenal dengan kutipannya.


Di antara banyak kutipan Einstein ada yang sangat populer di kalangan selengkapnya mengatakan, �Quantum theory yields much, but it hardly brings us close to the Old One�s secrets. I, in any case, am convinced He does not play dice with the universe� (Teori kuantum menghasilkan banyak, tetapi hampir tidak membawa kita dekat dengan rahasia terhadap Yang Satu sejak awal itu. Saya, dalam hal apapun, yakin dia tidak bermain dadu dengan alam semesta).

Kalimat tersebut dialamatkan oleh Einstein kepada Max Born (salah satu bapak Mekanika Quantum) yang dia tulis pada tahun 1926. Istilah �Old One� dan He� yang dimaksud Einstein adalah Tuhan.

Ketenaran dari kutipan ini dari berakar dari dua sumber, Pertama,ketidaksetujuan Einstein dengan konsep dasar mekanika kuantum perihal peringkat alam (atom) dan alam semesta yang dianggap sepenuhnya acak, yaitu peristiwa terjadi karena kebetulan belaka. Kedua, pandangan Einstein tentang agama dan Tuhan. Sekalipun ada anggapan Einstein seorang Ateis, namun dia mengatakan dirinya sendiri dalam sebuah wawancara pada tahun 1929 perihal apa yang dia sebut �agama kosmik� di mana kehadiran Tuhan terbukti dalam urutan dan rasionalitas alam dan alam semesta. dalam semua aspek dan ekspresinya.

Kekacauan dan keacakan adalah, oleh karena itu, bukan bagian dari alam (Tuhan tidak bermain dadu). Einstein seorang Yahudi dan penganut Yudaisme sekalipun tidak sesaleh pelaku agama Yahudi. Dalam perspektif Kitab Suci, Tuhan menciptakan hukum dan keteraturan dalam semesta (Mzm 119:91).

Seberapa tidak pastinya kehidupan di tahun yang akan kita songsong, percayalah bahwa Tuhan tidak bermain dadu. Sebagaimana Dia merancang hukum dalam semesta, demikianlah Dia merancang kebaikkan bagi semua orang yang takut akan Dia (Mzm 139:16). Sekalipun kita tidak bisa melihat dan membaca masa depan diri kita sendiri, namun lompatan iman meletakkan semua yang terjadi di masa depan dalam rencana dan rancangan kebaikkan Tuhan sebagaimana yang dijanjikan-Nya (Yer 29:11-14).

Jangan melihat dadu kehidupan kita melainkan lihatlah Tuhan dalam setiap kehidupan yang kerap bergulir tidak pasti kian kemari seperti dadu. Melihat Tuhan berarti menaruh percaya bahwa Dia lebih besar dari ketidakpastian yang mungkin kita hadapi di tahun yang akan datang.

Ketidakpastian dan absurditas kerap menyelimuti kehidupan manusia namun mereka yang melibatkan peran Tuhan mendapat penghiburan dari firman-Nya.

Saya tutup midrash ini dengan dua buah puisi sbb:

Bukan Permainan Dadu (Puisi 1)

Kita tidak tahu apa yang menunggu di lorong waktu tahun yang baru. Tiada pula mampu memutar jarum jam kembali ke masa lalu, karena Sang Waktu hanya mengenal jalan maju.

Kita hanya perlu menjalani dan menghadapi kehidupan sebagai sebuah kemungkinan dengan menepis semua ragu.

Kemungkinan memperoleh kebahagiaan dan keberhasilan yang dirindu. Kemungkinan berjumpa dengan kesedihan dan kerugian yang menghantu.

Sekalipun bukan permainan dadu, kehidupan kerap berisi kemungkinan yang tidak sepenuhnya kita tahu.

Ketidaktahuan dan kemungkinan justru menjadi penyemangat untuk menciptakan pengetahuan dan perubahan serta menghasilkan kemungkinan baru.

Kita adalah keberadaan yang masih terus menerus menyelesaikan diri  dan mengupayakan kemungkinan-kemungkinan menjadi kenyataan yang dituju

1 Januari 2018

Lihat dan Hadapi Saja (Puisi 2)

Siapa yang tahu apa yang terjadi di sebrang sana?

Hanya membaca dan menduga dengan tiada sempurna.
Sia-sia berdaya upaya mencari jawabannya.
Ini bukan soal apa yang akan kita terima pada akhirnya.
Tapi bagaimana kita menjalani kehidupan dengan berani dan tangan terbuka.

Mengapa harus takut terluka untuk mendapatkan bahagia?

1 Januari 2019


Monday, 24 December 2018

KESUKAAN BESAR BAGI DUNIA


Hari ini, mayoritas warga Kristiani bersukacita menyongsong dan merayakan serta menghayati Hari Raya Natal. Tentu, rumah-rumah akan dicat baru dan dihias sejumlah pernak pernik natal, mulai dari pohon cemara yang dihias lampu beraneka warna dan sejumlah tradisi Eropa lainnya yang dituangkan dalam perayaan natal seperti Sinterklas, kado natal, corona (bunga berbentuk lingkaran) yang ditempel di depan pintu, kaos kaki yang dimasuki hadiah dan pernak pernik lainnya.

Bagi sebagian umat Kristiani lainnya, ekspresi-ekspresi demikian tidak mencerminkan apa yang dikisahkan dan dituliskan dalam Kitab Suci. Bahkan di kalangan Kristen pun terbagi perihal kapan Yesus Sang Mesias lahir ke dunia. Kekristenan arus utama khususnya Katolik dan Protestan menjatuhkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, sementara Orthodox menjatuhkannya pada tanggal 6 Januari dengan nama Epifani. Sementara Messianic Movement atau Messianic Jewish, sebuah gerakan spiritual diantara orang-orang Yahudi baik Yudaisme maupun non Yudaisme menisbatkan kelahiran Yesus pada sekitar September akhir dan Oktober awal bertepatan dengan orang-orang Yahudi penganut Yudaisme merayakkan Sukkot alias Pondok Daun. Bahkan ada pula gereja yang merayakan kelahiran Yesus pada bulan Maret.

Sekalipun berangkat dari satu teks yang sama namun dapat berakhir pada kesimpulan yang berbeda. Kita perhatikan sejenak apa yang dikatakan Lukas 1:26, �Dalam bulan yang keenam Tuhan menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria�.

Bagi mereka yang mempercayai bahwa kelahiran Yesus jatuh pada bulan Desember didasarkan pada �bulan ke enam� dari kalender Yahudi yang jatuh pada bulan Adar (Feb-Mart). Maka jika dihitung sembilan bulan kemudian dari perjumpaan Maria dan Elisabeth maka akan jatuh pada bulan Kislew (Nov-Des). Namun bagi mereka yang memaknai �bulan keenam� adalah bulan setelah Zakharia suami Elisabeth menyelesaikan tugas keimamannya yaitu jatuh pada bulan Siwan (Mei-Jun) maka jika dihitung enam bulan kemudian jatuh pada bulan Kislew (Nov-Des). Jika Maria mengandung pada bulan Kislew, maka sembilan bulan kemudian akan jatuh pada bulan Elul (Agst-Sept) akhir atau Tishri awal (Sept-Okt) bertepatan dengan Perayaan Sukkot (Pondok Daun). Sementara mereka yang merayakan kelahiran Yesus pada bulan Maret didasarkan pemahamannya bahwa istilah �bulan keenam� jatuh pada bulan Juni (sesuai kalender Gregorian) sehingga ditambahkan sembilan bulan kemudian jatuh pada bulan Maret.

Terlepas dari perbedaan pendapat perihal perhitungan kapan Yesus lahir, hal yang tidak boleh diabaikkan adalah Yesus benar-benar lahir dalam konteks ruang dan waktu tertentu dan menjadi pertanda kegembiraan bagi alam semesta sebagaimana dikatakan, �Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Mesias, Tuan, di kota Daud� (Luk 2:10-11). Frasa Yunani, �Euanggelizomai humin charan megalen� seharusnya diterjemahkan, �Aku memberitakan kabar baik kepadamu perihal kesukaan besar...�. Kata Yunani euanggelizoo bermakna �kabar baik�. Dari kata inilah kita mengenal istilah dalam bahasa Arab �Injil�.

Kita tinggalkan sejenak perbedaan pendapat dan marilah kita berfikir beyond all debate (melampaui semua hal yang diperdebatkan) perihal  hari kelahiran, tata cara perayaan, dll. Renungkanlah bahwa kelahiran Yesus merupakkan kabar baik dari surga dan kegembiraan bagi seluruh dunia. Mengapa? Karena Juruslamat yang dinubuatkan dalam Kitab Suci TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) dan berkuasa membebaskan manusia dari kuasa dosa yaitu maut telah datang. Songsonglah Dia dan biarlah senantiasa lahir di hati kita!

Saya akan tutup midrash ini dengan sebuah puisi

HARI INI PADA HARI ITU

Kita mungkin berbeda memahami perihal kapan Juruslamat turun ke bumi.

Kita mungkin tidak sehati bagaimana menghayati dalam devosi perihal Sang Sabda yang telah berinkarnasi.

Namun tiada yang menyangkal fakta yang tertulis dalam Sabda Suci, bahwa Yang Ilahi telah mengambil rupa Yang Manusiawi, dalam kurun masa yang dituliskan para saksi:

"Telah lahir bagimu, Mesias, Tuan, di kota Daud, hari ini" (Luk 2:11)

"Hari ini" pada "hari itu" adalah sebuah momentum historis yang dialami, bukan kisah mitologi yang diciptakan mereka yang berdelusi.

Tiada yang lebih indah dan mulia selain saling memahami dan berbagi kebahagiaan tentang bayi laki-laki Yahudi

Yang tinggal di bumi untuk menggenapi nubuat para nabi dan sabda Ilahi, sebagai Juruslamat yang mengaruniakan kemerdekaan dan kehidupan sejati.


Monday, 3 December 2018

EUREKA DAN PERJUMPAAN SERTA PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS: Refleksi Perayaan Khanukah


Eureka adalah kata seruan dalam bahasa Yunani yang digunakan untuk melambangkan penemuan suatu hal. Seruan ini terkenal karena digunakan oleh Archimedes (287-212 SM). Ia mengucapkan kata Eureka! ketika ia masuk kedalam bak mandi dan menyadari bahwa permukaan air naik, sehingga ia menemukan bahwa berat (dalam Newton) air yang tumpah sama dengan gaya yang diterima tubuhnya.   

Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk raja Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung tambahan perak. Karena Raja Hiero II tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, dia melihat bahwa air dalam bak mandinya tertumpah keluar sebanding dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan isi dari mahkota tersebut. 

Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, berlari keluar ke jalan dan berteriak Eureka yang artinya �Aku telah menemukan�. 

Beberapa ratus tahun kemudian di tahun awal Masehi sepasang saudara bernama Andreas dan Simon mengucapkan kata yang sama tentang Yesus. Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani merekam perkataan Andreas kepada Simon yang tentunya diucapkan dalam bahasa Ibrani/Aramaik sbb: �Eurekamen ton Messian ho estin methermeneumenon Christos� (Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus- Yoh 1:41).

Masyarakat Yahudi sejak zaman pembuangan telah menantikan kedatangan Mesias. Alangkah bahagianya Andreas dan Simon Petrus bisa menyaksikan apa yang dijanjikan berabad lamanya tepat di depan wajah mereka dan pernyataan ini mengubah kehidupan Andreas dan Simon.

Berbicara perihal Kemesiasan Yesus, ada hal menarik lainnya saat kita membaca sebuah percakapan Yesus dengan orang Yahudi di Bait Suci  yang terjadi saat perayaan Khanukah, �Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami� (Yoh 10:24). Dan Yesus memberikan jawaban, �Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku� (Yoh 10:25).

Apakah Perayaan Khanukah(Pentahbisan Bait Suci � Yoh 10:22) itu? Perayaan Khanukah modern berasal dari sebuah peristiwa sejarah Israel di Abad VII sM tepatnya Desember (Kislew) 164 sM. Tahun tersebut merupakan tahun penting kemenangan peperangan dan perlawanan yang dilakukan oleh Yehuda Makabbe (Judas Macabeus) untuk melawan Anti Semitisme yang diberlakukan oleh Anthiokus Ephiphanes dari Wangsa Seleukus yang menguasai Syria saat berupaya melakukan proses Helenisasi (Yunanisasi pemikiran dan kebudayaan dalam keseluruhan aspek kehidupan wilayah yang dikuasainya) terhadap orang-orang Yahudi. Perang besar lainnya dalam sejarah Yahudi terjadi pada tahun 135 Ms di bawah kepemimpinan Simon Barkhokhba.

Saat Anthiokus Epiphanes berkuasa tahun 167 sM, dia berusaha menaklukan Yerusalem dan Bait Suci. Ketika dia berhasil merebut Bait Suci, dia melakukan kenajisan dengan membuang darah babi di dalam Bait Suci serta mendirikan patung dewa Yupiter sebagai pusat penyembahan.

Kejadian ini menyedihkan umat Yahudi dan di bawah kepemimpinan Yehuda Makabee disiapkan sebuah taktik perlawanan gerilya untuk merebut kembali Bait Suci. Dalam pertempuran gemilang di musim dingin di bulan Desember tahun 164 Yehuda Makabee dengan pasukannya yang jumlahnya jauh lebih kecil dari pasukan Syria berhasil memukul mundur prajurit musuh dan merebut Bait Suci.

Karena hari sudah petang dan harus menyalakan menorah yang ada di Bait Suci serta membersihkan berbagai patung dewa-dewa, maka dibutuhkan minyak untuk menyalakan api. Sayangnya minyak yang tersedia hanya cukup untuk satu atau dua hari. Dan untuk membuat minyak baru dibutuhkan sekitar 8 hari. Mukjizat terjadi bahwa menorah tetap menyala sampai 8 hari lamanya hingga orang-orang Yahudi mampu membuat minyak yang baru.

Peristiwa mukjizat tersebut diperingati sejak saat itu hingga kini dengan sebutan Khanukah yang ditandai dengan penyalaan lilin selama 8 hari di setiap rumah tangga Yahudi. Masing-masing hari menyalakan satu lilin hingga hari ke delapan lilin menyala semuanya.

Perayaan Khanukah dalam konteks Kekristenan khususnya mazhab Judeochristianitysebagai penegasan dan panggilan bagi bangsa Yahudi yang belum menerima Yesus sebagai Mesias bahwa di dalam Yesus terdapat kepenuhan nubuatan para nabi dalam TaNaKh.

Barney Kasdan memberikan komentar terhadap jawaban Yesus saat beliau mengonfirmasi pertanyaan orang-orang apakah diri-Nya Mesias, �the answer to this very appropriate question is contained in Yeshua�s hanukkah message. He clearly reiterates his claim and the proof of his Messiahship� (John 10:25-39)�(jawaban terhadap pertanyaan yang tepat tersebut terdapat dalam pesan Khanukah Yesus. Dia secara tegas mengulangi pernyataannya dan membuktikan kemesiasannya - God�s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holliday, Baltimore: Messianic Jewish Publisher 1993, p. 114).

Ada sejumlah anggapan yang salah diantara komunitas Kekristenan yang kembali ke akar Ibrani dengan mengatakan, �kita tidak perlu memberitakan Injil kepada orang Yahudi karena mereka telah memperoleh keselamatan dan lebih mengetahui Torah lebih dari kita�. Ini pernyataan yang bertentangan dengan keseluruhan kesaksian dalam Kitab Kisah Rasul dimana para rasul memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sebagai Mesias dan Anak Tuhan baik kepada bangsa Yahudi dan non Yahudi.

Jika pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa Apolos seorang yang fasih berdiskusi mengenai topik-topik keagamaan harus bersusah payah meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias sebagaimana dikatakan, �Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Tuhan, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias(Kis 18:27-28).

Jika pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa paulus dan Silas memberitakan Yesus sebagai Mesias di sinagoga Yahudi sebagaimana dikatakan, �Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu� (Kis 17:1-3)

Kembali kepada pernyataan Andreas kepada Simon bahwa dirinya telah �menemukan� (eureka) Mesias yang dinubuatkan yaitu Yesus (Yahshua/Yeshua), sudahkah kita mengalami Eureka(perjumpaan) terhadap Yesus dan ajaran-ajaran-Nya atau hanya sebatas mengetahui sepintas lalu ajaran-ajaran-Nya atau menganggapnya sebagai saah satu orang suci pada zamannya belaka yang tidak menentukkan kehidupan dan masa depanmu dalam kekekalan?

Saya ingin menutup midrash Perayaan Khanukah dengan menuliskan sebait puisi yang memperlihatkan ringkasan pertemuan spiritual saya dengan Sang Juruslamat yang mengubah arah kehidupan saya kemudian.

PEMUDA GALILEA

Kuberjumpa dengan-Nya tahun sembilan dua.
Saat kumenolak saran beberapa orang muda.
Agar aku bersekolah teologia menjadi pendeta
Meninggalkan philosophia yang dianggap sia-sia.
Dengan tertawa kuyakinkan mereka mustahil aku menjalaninya.

Entah mengapa esok pagi hatiku berubah seketika.
Ingin mengetahui banyak tentang apa yang harus kupercaya.
Untuk pertama kuberjumpa dengan Pemuda Galilea yang mempesona.
Dalam lembaran kisah suci yang kubaca dengan hasrat menyala.
Sabda-Nya bergema dan mengubah kehidupanku yang hampa.

Kutinggalkan kota tempat kumenghabiskan masa remaja.
Sekalipun dengan ancaman tidak memperoleh biaya.
Banyak peristiwa telah menempa menjadi semakin dewasa.
Kulakukan semua sekalipun tidak selalu indah sebagaimana kukira.
Hanya kasih dan kuasa-Mu yang senantiasa membuatku setia menjalaninya.